REPUBLIKA.CO.ID,BAGDHAD--Pejabat intelejen mengungkapkan bahwa prajurit asing baru-baru ini kembali menyelinap memasuki Irak dan diperkirakan merupakan dalang beberapa serangan dahsyat tahun ini. Hal ini menghidupkan kembali ancaman militer yang diyakini Amerika Serikat hampir seluruhnya telah dimusnahkan.
Tidak mungkin untuk memverifikasi jumlah sebenarnya pemberontak asing memasuki negara itu. Tapi satu pejabat intelijen Timur Tengah memperkirakan pada bulan Oktober saja telah masuk 250 pemberontak. Para pejabat AS mengatakan angka ini jauh lebih rendah, tetapi mengakui peningkatan sejak Agustus.
Pada saat yang sama, para pejabat Irak mengatakan telah terjadi lonjakan dalam bantuan keuangan untuk kelompok depan al-Qaida di Irak seiring militer AS yang bersiap untuk meninggalkan Irak pada akhir 2011. Mereka mengatakan hal itu mencerminkan kekhawatiran negara-negara Arab atas berkembangnya pengaruh pemerintah Iran yang dipimpin Syi'ah Irak dan pemerintah yang didominasi Syiah.
Pejabat keamanan Mayjen Qassim al-Moussawi mengatakan pasukan Irak sedang mencari enam pejuang asing yang menjadi teroris paling dicari di Irak.
Keenamnya diduga terlibat dalam pengepungan 31 Oktober terhadap sebuah gereja Kristen yang menewaskan 68 orang tewas dan memicu kemarahan internasional. Mereka juga diduga terlibat dalam dua serangan musim panas di sebuah markas tentara Irak di Baghdad tengah yang menewaskan 73 orang.