REPUBLIKA.CO.ID,
WASHINGTON--Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menelepon Presiden Cina, Hu Jintao pada Ahad malam. Dalam percakapan Obama meminta Cina mengirimkan "pesan jelas" kepada Korea Utara yang provokasi-provokasinya "tidak bisa diterima", kata Gedung Putih.
"Presiden menandaskan keinginan agar Korea Utara menghentikan perilaku
provokatifnya," kata Gedung Putih dalam pernyataannya, Senin (6/12) setelah percakapan per telepon itu. Dalam pernyataan juga disebut agar Korea memenuhi kewajiban-kewajiban internasionalnya, termasuk komitmen-komitmennya dalam Deklarasi Bersama Enam Pihak 2005, yang melibatkan Korea Utara, Korea Selatan, AS, Jepang, Cina dan Rusia,"
Perubahan nyata dari pendekatan terhadap Cina, Presiden Barack Obama secara pribadi mulai menuding sikap Beijing yang "memungkinkan" Korea Utara untuk memulai program pengayaan uranium. Situasi itu menyerang Korea Selatan, kata surat kabar Washington Post dalam laporannya Minggu malam.
Mengutip seorang pejabat senior Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya, koran itu mengatakan bahwa Washington tergerak mendefinisikan kembali hubungannya dengan Korea Selatan dan Jepang, yang berpotensi menciptakan blok anti-Cina di kawasan Asia Timur Laut.
Laporan itu muncul pada saat militer Korea Selatan memulai latihan militer besar dengan peluru tempur di tengah ketegangan tinggi setelah pengeboman mematikan Korea Utara di pulau perbatasan Yeonpyeong bulan lalu.
Kepala Staf Gabungan mengatakan pelatihan tembak oleh kapal perang atau satuan-satuan artileri sudah dimulai di 29 lokasi. Di dalamnya termasuk salah satu dari lima pulau garis depan dekat perbatasan Laut Kuning yang disengketakan dengan Korea Utara.
Korea Utara pada 23 Nopember menewaskan dua warga sipil dan dua marinir Korsel serta menghancurkan 29 rumah dalam serangan artileri terhadap pulau Yeonpyeong, yang menimbulkan ketegangan regional meningkat. Korea Utara mengatakan bahwa latihan itu adalah balasan untuk latihan artileri Korea Selatan yang menjatuhkan beberapa meriam ke perairan yang diklaim sebagai wilayahnya.