REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA--Iran dan enam kekuatan dunia sepakat untuk kembali melakukan pembicaraan awal tahun depan. Hal ini menunjukan Teheran mungkin bersedia untuk menanggalkan kekhawatiran banyak pihak atas program nuklirnya.
Namun Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memperingatkan, jika PBB tidak mencabut enam sanksi bagi negaranya, maka enam negara tersebut hanya akan kembali menemui kegagalan di babak berikutnya.
Diplomat dari salah satu delegasi yang semeja dengan Iran mengatakan, Teheran tidak membuat komitmen untuk berbicara kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Teheran akan membekukan pengayaan uraniumnya, baik yang digunakan untuk kepentingan sipil maupun militer.
Seorang pejabat administrasi senior Amerika Serikat berkata, "Harapan kami untuk pembicaraan ini rendah, dan mereka tidak pernah terlampaui."
Kepala perunding Iran, Saed Jalili, juga berusaha untuk meredam harapan. "Saya memberitahu Anda dengan jelas dan terbuka bahwa menghentikan pengayaan uranium tidak akan dibahas pada pertemuan Istanbul," katanya kepada wartawan.
Tetapi para diplomat mengatakan Jalili tidak keberatan ketika enam negara, Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris, Prancis, dan Jerman, mengungkapkan keprihatinan atas pengayaan uranium Iran selama dua hari perundingan. Fakta bahwa Iran tidak menampik kekhawatiran internasional membuat banyak pihak menganggap Iran menyetujui putaran kedua, kata tiga pejabat, yang meminta anonimitas karena informasi itu rahasia.
"Seperti yang perkirakan, pembicaraan bukan merupakan sebuah terobosan, setidaknya sebuah awal tercapai," kata Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle, di Berlin.