REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Seolah tak mau kalah dengan penghargaan Nobel, pemerintah Cina saat ini telah mengeluarkan penghargaan sejenis hadiah Nobel yang rencananya akan diberikan pada Kamis (9/12) besok. Kabar pemberian penghargaan yang diberi nama Confucius Peace Prize itu sebelumnya telah terungkap sejak tiga pekan terakhir. Menyusul rencana pemberian hadiah Nobel kepada aktivis Hak Azasi Cina, Liu Xiaobo oleh komite Nobel pada Jumat 10 Desember besok.
Cina yang tampak geram dengan pemberian penghargaan itu telah berhasil mengajak 18 negara untuk tidak menghadiri upacara pemberian penghargaan tersebut. Ketua panitia pemberian penghargaan, Tan Changliu, Selasa (7/12) menyatakan pihaknya bukanlah oerganisasi pemerintah, meski diakuinya memiliki hubungan erat dengan kementerian kebudayaan Cina. Tan enggan berkomentar lebih jauh soal lembaga yang dipimpinnya itu, termasuk kapan pembentukannya, pemilihan kelima anggota dewan juri dan hal itu akan disampaikan secara menyusul.
Nama penghargaan itu diambil dari nama filusuf Cina yang menggambarkan perdamaian dari sudut pandang rakyat Cina. Mereka yang akan menerima penghargaan itu pertama kali adalah mantan wakil presiden Taiwan, Lien Chen dan ketua kehormatan Partai Nasional 'karena dianggap berjasa dalam menciptakan perdamaian antara Cina daratan dan Taiwan.'
Lien terpilih setelah berhasil menyingkirkan tujuh pesaing lainnya yang sudah sangat populer di masyarakat. Antara lain Bill Gates, Nelson Mandela, Jimmy Carter, Mahmoud Abbas dan Panchen Lama, tokoh penting kedua di Tibet. Panchen Lama merupakan pria berusia 20 tahun yang dibesarkan Beijing. Nama asli Panchen Lama yang diberikan tokoh Tibet Dalai Lama telah diganti.
''Kita jangan bersaing dengan hadiah Nobel, tapi kita harus membuat standar lain. Hadiah Nobel bukanlah suatu yang suci dan tidak dapat diragukan atau dipertanyakan. Setiap orang punya hak untuk setuju ataupun tidak,'' kata Liu Zhiqin, pengusaha asal Beijing.
Tan juga mengakui penghargaan yang mematok hadiah senilai 15 ribu Yuan itu belum memperoleh pengakuan internasional. ''Ini perlu waktu dan kami berharap orang mengakui penghargaan akan memiliki pengaruh secara global,'' katanya.
Cina bukanlah negara pertama yang kecewa terhadap hadiah Nobel. Pimpinan Nazi, Adolf Hitler ketika berkuasa sempat memberikan hadiah penghargaan di bidang seni dan ilmu pengetahuan bagi Jerman tahun 1937 sebagai pengganti Nobel. Bahkan Hitler pernah melarang Carl von Ossietzky, tokoh perdamaian Jerman untuk menerima hadiah Nobel tahun 1935.
Liu akan berhalangan hadir dalam menerima penghargaan Nobel tersebut dan hal itu adalah yang pertama kali terjadi sejak penghargaan Nobel diberikan. Menurut panitia Nobel, penghargaan dan hadian senilai 1,4 juta dolar AS itu hanya akan diberikan kepada si penerima atau anggota keluarga dekat.