REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA--Pemimpin delegasi negara-negara peserta Bali Democracy Forum (BDF) III di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali, Kamis (9/12), memuji demokrasi yang tumbuh di Indonesia. Hal itu bisa dicontoh oleh negara-negara lain yang sedang berupaya untuk membangun demokrasi. Indonesia dianggap mampu membuat demokrasi dan Islam sama-sama berkembang.
BDF III ini dihadiri 71 negara dan peninjau, sebagian besar berasal dari kawasan Asia Pasifik. Kepala negara/ pemerintahan yang hadir adalah Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak, Perdana Menteri Timor Leste Kay Rala Xanana Gusmao, dan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah. Negara lain diwakili pejabat setingkat menteri, salah satunya Australia yang diwakili Menlu Kevin Rudd.
Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak mengatakan, Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengalami kemajuan pesat dalam demokrasi. "Saya ingin memberi penghormatan, di bawah Presiden Yudhoyono, demokrasi Indonesia maju, ekonominya meningkat, dan stabilitas membaik," kata Lee.
Oleh karenanya, Lee berpendapat, Presiden Yudhoyono merupakan orang yang tepat mengatur forum seperi BDF III. "Melalui forum ini, negara-negara lain di Asia akan dapat berkomunikasi tentang demokrasi," ungkapnya. Pengembangan demokrasi, ujar Lee, perlu upaya yang terkonsentrasi.
Lee menambahkan, Indonesia merupakan negara yang dewasa dalam berdemokrasi. "Korea belajar dari Indonesia," ujar Lee. Indonesia, kata dia, merupakan rumah dari banyak suku bangsa, namun bisa maju bersama-sama melalui demokrasi. Lee percaya Indonesia bisa menjadi panutan negara lain.
Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao menambahkan, berlangsungnya forum demokrasi BDF III ini tidak terlepas dari komitmen dan visi yang dimiliki para pemimpin di Indonesia. BDF III yang diselenggarakan Indonesia ini bisa menstimulasi dan mendorong dialog yang dibutuhkan untuk membangun demokrasi di Asia.
Xanana mengatakan, Timor Leste tidak pernah absen dalam BDF sejak pertama kali diselenggarakan pada 2008 silam. "Forum ini memberikan suara kepada seluruh kawasan, sebuah kawasan di mana negara-negara mencapai dan mempraktikkan demokrasi," kata Xanana.
Menlu Australia Kevin Rudd menyatakan dukungannya terhadap demokrasi di Indonesia. Melalui ajang BDF III ini, Australia memberikan 50 juta dolar AS selama lima tahun dalam rangka Partnership for Justice. Kerjasama itu akan mewujudkan sistem hukum di Indonesia lebih transparan dan mudah diakses.
Atas hal itu, Presiden Yudhoyono mengatakan, BDF akan semakin berkembang dan menjadi ikon bagi dialog antarbangsa. "Saya sendiri optimis forum ini semakin berkembang menjadi satu ikon bagi dialog antarbangsa dan negara dalam mengembangkan nilai dan praktik demokrasi," kata Presiden dalam Leader Statement bersama Lee Myung-bak.