REPUBLIKA.CO.ID,
SAO PAULO--Penahanan pendiri Wikileaks, Julian Assange, terus mendapat kritikan. Setelah sebelumnya warga sipil yang memprotes penahanan Assange, kini giliran para kepala negara. Presiden Brasil Lula Da Silva dan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin mengatakan penahanan Assange keterlaluan.
"Ditahannya Assange harus dilihat sebagai serangan terhadap kebebasan berekspresi," kata Lula, Jumat (10/12).
Menurut dia, publikasi WikiLeaks terhadap dokumen-dokumen diplomatik kedutaan besar AS di seluruh dunia adalah sebagai upaya untuk membuka sisi lain diplomatik yang sebelumnya tak tersentuh.
Lula lantas mengkritik negara-negara lain yang hanya bisa diam melihat Assange ditahan. Sementara di laman WikiLeaks, memang banyak dokumen diplomatik bertebaran terkait Kedubes AS di Brasil.
Dukungan atas Assange juga disampaikan Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin. Menurut Putin, penangkapan Assange sangat kontradiktif dengan gembar gembor demokrasi yang selalu didengungkan barat.
"Kenapa Assange dipenjara? Apa ini yang disebut demokrasi?" tanya Putin. Assange menyerahkan diri ke polisi London Selasa lalu menyusul kasus seksual di Swedia. Para pendukung Assange menilai penahanan Assange didalangi oleh Amerika Serikat.