REPUBLIKA.CO.ID,
WASHINGTON--Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, telah menelpon perdana menteri Turki dan presiden Meksiko, Sabtu (11/12), untuk membicarakan "tindakan tercela" oleh WikiLeaks, dan mengatakan penyiaran kabel-kabel diplomatik itu hendaknya tidak mengganggu hubungan bilateral.
"Presiden menyampaikan penyesalannya atas tindakan tercela oleh WikiLeaks dan kedua pemimpin tersebut setuju bahwa hal itu tidak akan mempengaruhi atau merusak kerja sama dekat antara AS dan Turki," kata Gedung Putih, merujuk pada telpon Obama pada PM Turki Recep Tayyip Erdogan.
Obama juga telah menelpon Presiden Meksiko, Felipe Calderon, dan keduanya "Setuju tindakan (WikiLeaks) yang tak bertanggungjawab itu tidak akan mengalihkan dua negara kita dari kerja sama penting kita", menurut sebuah catatan pembicaraan telpon itu.
Pernyataan itu adalah yang paling kuat oleh Obama yang dipublikasikan oleh Gedung Putih terhadap laman Internet tersebut, yang telah mendapat kecaman keras -- dan dukungan -- karena pengungkapannya atas kawat-kawat diplomayik AS di antara 250.000 dokumen yang diyakini telah dipasok oleh seorang pengamat militer AS.
Turki utamanya telah dalam sorotan segera sesudah dikeluarkannya banjir dokumen itu, yang mencakup 7.918 kawat diplomatik dari kedutaan besar AS di Ankara, tempat dengan kawat terbanyak dalam simpanan dokumen yang dibocorkan.
Telpon Obama pada Erdogan dapat dianggap sebagai upaya untuk meredakan kemarahan di Turki -- salah satu sekutu regional penting AS -- tempat para pejabat telah mencerca sejumlah informasi yang dibocorkan melalui dokumen-dokumen WikiLeaks.
Awal bulan ini Erdogan membantah dengan keras bahwa ia memiliki rekening rahasia di bank Swiss dan terlibat dalam kecurangan, seperti dinyatakan oleh diplomat-diplomat AS dalam kawat-kawat yang dibocorkan oleh WikiLeaks.
"Saya tidak memiliki satu sen dolar pun di bank Swiss ... Jika ini terbukti, saya tidak akan tetap dalam jabatan saya," tegas Erdogan dalam satu pidato kemarahan di Ankara.
Ia minta Washington "untuk meminta tanggung jawab" para diplomatnya atas "fitnah yang berasal dari pendapat bohong dan tidak akurat". Ia menambahkan bahwa para pembantunya telah memeriksa cara-cara untuk mengajukan tindakan hukum terhadap pengarang-pangarang kawat-kawat itu.
Sebuah kawat tertanggal November 2009 mengatakan Washington "khawatir jika tidak dapat lagi minta pada Turki untuk membantu menahan tantangan besar Iran pada perdamaian regional".
Pendiri WikiLeaks Julian Assange yang warga Australia sekarang telah dalam tahanan Inggris. Ia menyerahkan diri tak lama setelah keluarnya surat perintah penangkapan untuknya dari penuntut Swedia karena kekerasan seksual. I menolak kemungkinan ekstradisi ke Swedia, ataupun ke AS.