REPUBLIKA.CO.ID,
PYONGYANG--Korea Utara kembali berkomentar menyusul ketegangan di Semenanjung Korea akhir November lalu. Menurut Korut, kehadiran Amerika Serikat di perairan Korea Selatan makin memprovokasi situasi antara Korut dan Korsel.
"Situasi di Semenanjung Korea terus memanas dan menuju ke perang total antara Korut-Korsel. Ini semua gara-gara provokasi AS," demikian Kantor Berita Korut (KCNA) mengutip pernyataan pejabat Komite Perdamaian Nasional Korut, Ahad (12/12).
Menurut Korut, mobilisasi militer Korsel, Jepang, dan AS tidak akan membuat situasi membaik. Malahan pergerakan latihan perang di laut maupun di darat, menurut KCNA, akan membuat rakyat dan militer Korut bersiap untuk perang habis-habisan.
Ketegangan antara dua Korea memuncak akhir November lalu ketika Pulau Yeonpyeong diserang rudal-rudal Korut. Korut berdalih, serangan mereka karena provokasi latihan militer Korsel di pulau tersebut.
Banyak pihak melihat ketegangan di Semenanjung Korea tak lepas dari perebutan dua kekuatan dunia, AS dan Cina. AS menyokong Korsel, sementara Cina ada di belakang Korut. Apalagi kini AS dan Cina sedang terlibat perang dagang dan perang mata uang.