REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Julian Assange kini menjadi musuh nomor satu pemerintah Amerika Serikat. Tapi siapa kira kalau kurang dari setahun lalu, Assange justru menghadiri pesta Kedubes AS di Islandia dan berbincang-bincang akrab dengan salah satu staf senior Kedubes AS tersebut.
"Assange terlihat sangat menikmati pesta itu," kata Birgitta Jonsdottir, anggota DPR Islandia, dan mantan aktivisi WikiLeaks, seperti dikutip dari Telegraph, Senin (13/12).
Assange, kata Jonsdottir, saat itu sudah memiliki raturan ribu dokumen rahasia terkait Kedubes AS di berbagai negara. Ia berbincang akrab dengan Sam Watson, Deputi Chief of Mission Kedubes AS di Islandia.
"Saat itu Assange datang bersama saya. Kami kira akan sangat menyenangkan melihat tanggapan para staf kedubes itu melihat dia, tapi ternyata mereka tidak menyangka kalau itu Assange," kata Jonsdottir.
Aksi Assange dalam beberapa pekan terakhir memang membuat para pejabat Kemenlu AS ketar ketir. Rahasia diplomatik mereka dibocorkan begitu saja di internet, dan menimbulkan dampak luas bagi Amerika Serikat.
Assange kini ditahan di Inggris dalam kasus pencabulan di Swedia. Para pendukungnya menilai penahanan Assange atas desakan AS. Sejumlah politisi AS bahkan berharap Assange dibunuh karena sudah membocorkan rahasia negara mereka.
Apa yang diperbicangkan Assange dan Watson? Jonsdottir mengaku tak tahu. Tapi yang jelas, Assange sudha membocorkan dokumen rahasia pembicaraan Watson dengan Ian Whitting, dubes Inggris untuk Islandia.
Dalam dokumen itu, Whitting ingin membatalkan rencana pengambilan keputusan terkait krisis finansial Islandia. Kedubes AS di Islandia menolak berkomentar terkait pernyataan terkini rekan Assange tersebut.