Selasa 14 Dec 2010 15:04 WIB
Bom di Swedia

Pengebom Ingin Ledakkan Stasiun Kereta

Ledakan bom mobil di Stockholm, Swedia
Foto: BBC
Ledakan bom mobil di Stockholm, Swedia

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM–-Dugaan baru menyeruak dalam kasus ledakan bom bunuh diri di Swedia. Kepala Kejaksaan Swedia, Tomas Lindstrand, menyatakan pengebom bunuh diri mengincar sasaran yang lebih besar dan dampak korban yang banyak.

Sasaran itu seperti stasiun kereta api maupun pusat perbelanjaan. "Tidak menutup kemungkinan kalau si pengebom bunuh diri sedang menuju ke lokasi seperti Stasiun Kereta atau pusat perbelanjaan Ahlens," katanya.

Mengapa meledak di pinggiran toko? Lindstrand menyatakan bisa jadi ada kesalahan dalam bom bunuh diri yang diletakkan di perut si pengebom, sehingga meledak sebelum waktunya.

Namun, bila benar sasarannya adalah stasiun kereta atau mall, maka dampak ledakan bunuh diri yang pertama kali terjadi di Swedia itu akan sangat besar.

Lindstrand juga menegaskan kalau si pengebom bernama Taymour Abdulwahab. "98 persen jenazahnya sudah bisa diidentifikasi," kata dia.

Ia jelaskan Abdulwahab lahir pada 1981 dan menjadi warga negara Swedia pada 1992. Abdulwahab disebutkan berasal dari salah satu negara di Timur Tengah, media menyebutkan Irak. Ia hidup di Swedia dan sempat tinggal di Inggris.

Swedia diguncang bom bunuh diri pada Sabtu pekan lalu. Ada dua bom meledak. Bom pertama adalah mobil yang meledak dan terbakar di parkiran. Sementara 10 menit sesudah mobil itu meledak, Abdulwahab yang membawa bom pipa di perutnya juga meledakkan diri di emperan toko. Abdulwahab tewas karena luka parah di perut sementara dua warga luka ringan.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement