REPUBLIKA.CO.ID, ADEN, YAMAN--Lima prajurit dan seorang perwira angkatan darat yang diculik di Yaman selatan pada akhir pekan telah dibebaskan, kata sejumlah pejabat setempat, Senin (13/12). Orang-orang itu termasuk diantara sedikitnya tujuh prajurit yang diculik oleh orang bersenjata yang memprotes vonis hukuman mati terhadap seorang aktivis selatan dalam kasus pemboman di Aden pada Oktober.
Protes luas melumpuhkan kota-kota wilayah selatan yang menjadi markas gerakan separatis sejak sebuah pengadilan pada Sabtu menjatuhkan hukuman mati pada Faris Abdullah Saleh. Pria itu didakwa dalam kasus pemboman sebuah klab olah-raga di Aden pada Oktober, sebulan sebelum kota pelabuhan itu menjadi tuan rumah turnamen sepak-bola Gulf Cup.
Media pemerintah melaporkan, Saleh melakukan pemboman itu untuk seorang pemimpin kelompok separatis Gerakan Selatan. Empat orang tewas dalam serangan tersebut.
Keenam prajurit itu, yang diculik di kota Dalea, dibebaskan dengan syarat Faris Abdullah Saleh menjalani persidangan yang adil ketika ia naik banding atas vonis mati tersebut. Protes berlanjut pada hari ketiga berturut-turut, Senin, di Dalea, dan toko serta restoran tetap tutup, kata penduduk.
Yaman berulang kali menjadi lokasi protes dan kerusuhan separatis dimana penduduk selatan mengeluhkan diskriminasi oleh pemerintah Sanaa menyangkut alokasi sumber daya. Yaman adalah negara leluhur pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.
Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990. Namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.
Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah mendesak rakyat Yaman tidak mendengarkan seruan-seruan pemisahan diri, yang katanya sama dengan pengkhianatan.
Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut. Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaeda AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.