Selasa 14 Dec 2010 20:53 WIB

Israel Bahas Diplomasi Nuklir Iran di AS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, Senin (13/12), mengadakan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, mengenai ancaman yang ditimbulkan oleh Iran dan upaya perdamaian paling akhir di Timur Tengah, kata seorang jurubicara.

Sehari sebelum pertemuannya, Barak mengatakan ketegangan mengenai program nuklir Iran masih berada pada tahap diplomasi. Sanksi lebih keras mungkin bisa membujuk Iran mengubah pendirian.

"Ini adalah pertemuan keenam tahun ini, dan pembicaraan hari ini menyentuh semuanya mulai dari kebakaran hutan baru-baru ini di Israel sampai upaya proses perdamaian yang berlangsung hingga tantangan yang ditimbulkan oleh Iran," kata pejabat senior Pentagon, Geoff Morrell, di dalam satu pernyataan.

Pertemuan pagi hari mencakup "sejumlah masalah keamanan bilateral dan regional", katanya. Barak juga dijadwalkan bertemu dengan Direktur CIA Leon Panetta dan Penasehat Keamanan Presiden Barack Obama Tom Donilon.

Israel sudah sering menyuarakan ketidak-sabaran dengan diplomasi Barat terhadap Iran. Tapi Barak, Ahad, mengatakan babak sanksi baru masih dapat memberi hasil. "Saya tetap percaya sanksi yang jauh lebih aktif dapat membuat rezim (di Teheran) berfikir dua kali untuk membuat senjata nuklir," katanya kepada CNN di dalam satu wawancara.

AS dan negara besar lain baru-baru ini melanjutkan pembicaraan diplomatik dengan Iran mengenai proyek nuklir negeri tersebut yang jadi sengketa. Iran berkeras program nuklir itu dirancang semata-mata untuk tujuan damai.

Israel dan Amerika Serikat telah menolak untuk mengesampingkan tindakan militer untuk menghentikan kegiatan pengayaan uranium oleh Iran, tapi Gates dan beberapa pejabat tinggi lain AS telah mengatakan serangan tampaknya hanya akan menunda program nuklir tersebut selama beberapa tahun.

Kunjungan Barak tersebut dilakukan di tengah upaya Washington pekan ini untuk menyelamatkan perundingan perdamaian Timur Tengah. Utusan AS untuk Timur Tengah George Mitchell tiba di Jerusalem sebagai bagian dari upaya mengembalikan pembicaraan tak langsung.

Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan di Washington, Departemen Luar Negeri AS menyatakan Mitchell dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengadakan "pembahasan yang panjang dan positif --cara terbaik untuk mendekati inti masalah dan memajukan sasaran perdamaian kami".

sumber : Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement