REPUBLIKA.CO.ID, Pelaku bom bunuh diri yang terjadi di Stockholm, Swedia Sabtu (11/12) kemarin, Taimour Abdulwahab pernah menghentakkan warga di Luton Islamic Center di utara London. Kejadian yang berlangsung pada beberapa tahun lalu itu, mengagetkan tokoh-tokoh ulama di sana yakni dengan melontarkan pandangan-pandangannya yang radikal.
Ketika tinggal di Inggris, Abdulwahab kerap shalat di Luton Islamic Center. Sekretaris masjid itu, Farasat Latif mengatakan Abdulwahab meninggalkan masjid itu pada tahun 2007 setelah pejabat setempat menanyainya sehubungan pandangannya yang ekstrim.
Polisi Inggris Senin (13/12) kemarin melakukan penggeledahan sebuah rumah di Luton yang dicurigai merupakan tempat tinggal Taimour Abdulwahab bersama istri dan anak-anaknya. Tak ada penahanan usia penggeledahan tersebut. Selain itu, tidak juga ditemukan bahan peledak.
Penuntut Swedia Tomas Lindstrand pihaknya meyakini bahwa '98 persen' Abdulwahab adalah pembom yang tewas dalam satu dari dua ledakan yang terjadi di jantung kota tersebut. Apalagi, tak ada korban lain yang tewas dalam kedua ledakan yang terjadi di depan pusat perbelanjaan itu.
Lindstrand mengatakan Abdulwahab memasang bom di sekeliling tubuhnya dan bahan peledak tambahan dalam tas ransel serta mengirim ancaman yang mengacu pada 'jihad' lewat e-mail tak lama sebelum bunuh diri. Email tersebut menyebut kehadiran militer Swedia di Afghanistan dan pembuat gambar karikatur Swedia, Lars Vilks, yang karikaturnya tentang Nabi Muhammad pada 2007 lalu membuat marah warga Muslim di seluruh dunia.