Rabu 15 Dec 2010 00:52 WIB

Korut Operasikan Tiga Situs Pengayaan Uranium

Lokasi Nuklir Korut
Lokasi Nuklir Korut

REPUBLIKA.CO.ID,

SEOUL--Korea Utara dikabarkan telah memperkaya uranium secara rahasia yang dapat digunakan untuk membangun senjata nuklir di tiga atau empat lokasi tersembunyi, kata pejabat intelijen Korea Selatan Selasa (14/12).

Instalasi tersebut merupakan tambahan situs nuklir utama Korut di Yongbyon yang telah ditunjukkan kepada pakar Amerika Serikat bulan lalu dan memiliki lebih dari 1.000 sentrifugal, yang banyak pejabat menyebutkan sudah operasional.

Pengayaan Uranium dapat memberikan Korut sumber cadangan bahan fisil terhadap program produksi plutonium pada masa program nuklir Soviet di Yongbyon, yang sebelumnya terbeku karena perjanjian perlucutan senjata internasional.

"Instalasi pengayaan uranium di Yongbyon yang Korut tunjukkan kepada pakar nuklir AS Siegfried Hecker bukan merupakan tiga atau empat pabrik yang baru diketahui oleh Korsel dan AS," kata pejabat yang tak bersedia disebut nama yang dikutip oleh koran Chosun Ilbo.

"Kami telah menetapkan bahwa Korut lakukan percobaan pengayaan uranium dalam beberapa waktu di lokasi yang berbeda-beda," kata pejabat tersebut.

Juru bicara pemerintah Korsel menolak berkomentar akan laporan tersebut, yang disampaikan setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegur Korut atas program nuklir dan mengutuk serangan artileri ke pulau Korsel yang menewaskan empat orang bulan lalu.

Hecker, yang memeriksa instalasi Yongbyon pada November, mengatakan dunia harus menanggapi ancaman dari program pengayaan uranium secara serius tetapi menambahkan kemungkinan ada alasan selain memproduksi materi fisil untuk bahan bom.

Korut telah memanfaatkan program nuklirnya untuk mendapatkan dua kesepakatan yang bertujuan untuk mengkompensasi pemberhentian oleh Pyongyang. Para pejabat dan pakar mengatakan pembuatan senjata nuklir merupakan bahan tawar paling efektif yang dimanfaatkan negara komunis tersebut terhadap negara-negara di kawasan.

Pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri program senjata nuklir Korut dengan kompensasi bantuan ekonomi besar itu telah tertunda selama dua tahun setelah Pyonyang menolak inspeksi mendalam yang dinilai mengganggu.

sumber : ant/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement