REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Ratusan pengunjuk rasa mengepung gedung pengadilan tempat pendiri WikiLeaks, Julia Assange, akan disidang, Selasa (14/12) waktu setempat. Para pengunjuk rasa mengenakan topeng tokoh komik V for Vendetta dan mengutuk sikap Swedia dan Amerika Serikat.
Berbagai macam spanduk kecaman atas penahanan Assange bertebaran. Beberapa di antaranya seperti, 'Swedia Boneka AS' dan 'Ada Bau Busuk dalam Pemerintahan Swedia'. Lebih banyak lagi spanduk bertuliskan 'Mengungkapkan Kejahatan Perang Bukanlah Kejahatan'.
Beberapa pengunjuk rasa menyebar pamflet kampanye bertajuk betapa tidak adilnya Eropa ikut serta dalam penangkapan Assange. Pamflet juga berisi ajakan untuk meneruskan kerja WikiLeaks dan mempertahankan kebebasan arus informasi.
Di sekitar mereka, lusinan polisi berjaga-jaga ekstra waspada dengan persiapan peralatan antihuru-hara. Polisi berusaha memecah kelompok pengunjuk rasa agar tidak menjadi kumpulan yang besar.
Jim Curran (60 tahun) mengatakan ia berunjuk rasa menentang rencana ekstradisi Assange ke Swedia. "Saya seumur hidup berkampanye untuk kebebasan menyatakan pendapat, hari ini saya berkampanye menolak ekstradisi Assange," katanya.
Anggota parlemen dari Partai Independen, Gerard Batten, mengatakan Assange harus dilihat sebagai penyebar informasi yang jujur bagi rakyat Inggris.
Aktivis Stop the War, Lindsey German, mengatakan para pengunjuk rasa berkumpul membela Assange dengan kesamaan tekad. "Kami berdiri di sini atas nama kebebasan berpendapat. Kebebasan berpendapat untuk mengetahui apa saja yang pemerintah kami telah lakukan," katanya.