Kamis 16 Dec 2010 19:15 WIB

Slovenia Terus Yakinkan Warganya Soal Limbah Nuklir

REPUBLIKA.CO.ID,KRSKO, SLOVENIA--Pemerintah Slovenia terus meyakinkan rakyatnya bahwa tempat penyimpanan limbah radioaktif nuklir dibuat sangat aman bagi masyarakat dan lingkungannya. "Tempat penyimpanan sementara selama ini ada di Brinje, tapi kami masih memerlukan tempat penyimpanan abadi," kata Direktur Agency for Radioactive Waste Management (ARAO) Slovenia Vladislav Kroselj di Krsko, Rabu.

Tempat penyimpanan abadi, tegas dia, dibangun dengan konstruksi beton tebal dan ditanam lebih dari 50 meter di bawah tanah. Limbah tersebut disimpan hingga lebih dari 300 tahun dimana sifat radioaktivitas limbah nuklir akhirnya meluruh dan kembali dapat menyatu dengan alam.

Ia mengakui, meskipun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Krsko telah berusia 27 tahun, tapi tempat penyimpanan limbah nuklir akhir belum ditentukan hingga kini. "Kami sudah mencoba menyeleksi sejumlah lokasi, tapi belum sukses karena kekurangan penerimaan publik dan dukungan politik," katanya.

Ditambahkannya, bahwa dari seleksi terakhir telah terpilih tiga lokasi potensial, yakni Brezice, Krsko dan Seunica, dan kawasan Vrbina, Krsko menjadi tempat yang terpilih dan telah disetujui Dewan Kota Krsko pada akhir 2009. Namun untuk saat ini pemerintah belum memiliki dana untuk pembangunannya, karena biaya investasi hingga dimulai operasinya memerlukan 140 juta Euro ditambah insentif bagi masyarakat setempat sebesar 5 juta Euro.

Pada 2009, PLTN Krsko menghasilkan 103 peti limbah radioaktif dengan total volume 28,7 m3, sehingga total volume limbah radioaktif yang telah disimpan dalam tempat penyimpanan limbah sementara per 31 Desember 2009 adalah 2.208,70 m3. Tempat penyimpanan limbah sementara yang volumenya sebesar 85 m3 itu, menurut dia, sudah hampir penuh, dan selama ini dikurangi dengan cara kompresi dan mengekspornya kembali ke negara pemasoknya.

PLTN Krsko juga sudah melakukan 23 siklus pengolahan sisa material nuklir (spent fuel). yang seluruhnya mencapai 377 ton. Menurut dia, jika Indonesia akan membangun PLTN, masalah lokasi limbah harus sudah disiapkan sebelum PLTN berdiri.

Laporan PLTN Slovenia (Nuklearna Elektrarna Krsko /NEK) 2009 menyebut, dosis terpapar radiasi tahunan individu kelompok yang diteliti dari warga Krsko rata-rata 1 mikroSievert (mSv), yang berarti kurang dari 0,1 persen dari dosis rata-rata yang diterima seseorang dari sumber-sumber radiasi alam.

sumber : ant

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement