Jumat 17 Dec 2010 03:23 WIB

Jerman Ekspor Senjata Milyaran Euro Ke Negara Krisis

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN--Uni Emirat Arab rupanya menjadi salah satu dari tiga negara utama penerima senjata Jerman pada 2009, demikian menurut laporan yang dirilis pemerintahan Jerman, kemarin (15/12).

Negara kecil di Teluk Persia itu menempati urutan kedua setelah AS dalam total ekspor senjata Jerman tahun lalu. Ekspor yang memberi pendapatan negara sebesar 5,04 milyar euro (Rp60 triliunan).

Jerman menjual peralatan militer senilai 540 juta euro khusus ke UEA. Beberapa produk diantaranya sistem kemudi dan radak, torpedo, simulator, peluru kendali, granat tangan, mobil lapis baja, suku cadang tank, kendaraa amfibi, truk dan meriam otomatis.

Sementara, negara lain di Timur Tengah, Arab Saudi, berada di peringkat keenam dari total ekspor persenjataan jerman dengan nilai transaksi 167,9 juta euro. Peralatan militer Jerman yang terbang ke Arab termasuk pesawat tempur beserta sejumlah suku cadangnya, bagian-bagian rudal, pesawat pengisi bahan bakar, granat, instrumen pemindah ranjau laut dan sistem komunikasi.

Ekspor ke Negara Krisis

Kritikus telah menyerang kebijakan ekspor senjata Jerman ke negara-negara Timur Tengah mengingat konstitusi Jerman telah melarang penjualan senjata ke negara-negara krisis. Namun, seperti yang diduga, pemerintah Jerman tidak mengungkap volume pasti penjualan senjata ke negara Zionis, Israel.

Sebagai salah satu pemasok persenjatan utama Israel, Berlin jarang berbicara kepada publik tentang kesepakatan militer. Sebagian besar transaksi dilakukan dengan rahasia dalam upaya agar tak memusihi negara-negara Muslim dan Arab.

Pada 1999 dan 2000, Jerman mengirimkan tiga kapal selam diesel bernama Dolphin, yang secara luas diyakini mengangkut peluru kendali nuklir. Sementara dua lagi dipesan dari galangan kapal berbasis di Jerman, Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW) dan dijadwalkan akan dikirim pada 2012.

Satu Dolphin bisa bernilai 700 juta dolar (Rp6,3 triliunan). Namun semua kapal selam yang dikirim ke Isrel dibiayai oleh Jerman yang mengatakan merasa 'berkomitmen' terhadap keamanan rezim Zionis sebagai hasil pembunuhan masal kaum Yahudi di era Nazi. Selain itu, Tel Aviv juga masih berharap paket keuangan lain untuk pengiriman korvet Meko, jenis kapal tempur yang dirakit di galangan kapal di Hamburg.

sumber : Ant

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement