Jumat 17 Dec 2010 06:33 WIB

Ekonomi Negara Moncer, Tapi Survei Berkata: Publik Cina Makin Tak Bahagia

Pasangan suami istri Cina.
Foto: Mirror Evening News.
Pasangan suami istri Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Kontras dengan kemajuan ekonomi negaranya, publik Cina ternyata semakin tidak puas dengan kehidupan mereka. Demikian hasil jajak pendapat yang dilakukan Chinese Academy of Social Sciences (Cass).

Indikator menunjukkan, tingkat kepuasan publik terkait pekerjaan dan jaminan sosial berada pada titik terendah dalam empat tahun terakhir. , kata laporan tahunan berdasarkan sebuah jajak pendapat masyarakat dan diluncurkan minggu ini oleh Akademi Ilmu Sosial China (Cass).

"Kaum urban dan penduduk pedesaan secara keseluruhan menurun tingkat kepuasan hidupnya, sebagai dampak negatif dari krisis keuangan pada tahun 2010," demikian laporan mereka yang ditulis dalam Blue Book of China's Society.

Keyakinan pada kemampuan pemerintah untuk mengelola urusan ekonomi, sosial, dan internasional juga turun. Sementara kebanggaan akan status Cina di mata dunia, yang telah meningkat selama empat tahun, dilaporkan turun kembali ke level 2.006.

Di sisi lain, publik Cina mengkhawatirkan meningkatnya laju inflasi. Harga kebutuhan hidup menempati daftar teratas keprihatinan pada tahun 2010. Di samping itu, kemampuan orang untuk menyerap kenaikan harga juga merosot tajam.

Indeks harga konsumen, yang merupakan ukuran kunci untuk inflasi, naik 5,1 persen dari tahun lalu pada November. Peningkatan ini tercepat dalam lebih dari dua tahun dan jauh di atas target Beijing yang hanya 3 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement