REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Jutaan rakyat Iran, memukuli diri sendiri dengan tinju dan rantai untuk merayakan puncak peringatan Ashura pada Kamis (16/12). Perayaan itu dilakukan sehari setelah peristiwa bom bunuh diri yang menewaskan 33 orang dalam rangkaian ritual berkabung paling dihormati oleh kelompok Islam Syiah.
Pria, wanita dan anak-anak berpakaian serba hitam berkumpul di kota-kota di Iran dalam rangkaian perayaan 10 hari ritual berkabung atas kematian Imam Hussein, imam iman ketiga. Hari ini adalah puncak perayaan.
Seorang cucu laki-laki Nabi Muhammad, Imam Hussein, dibunuh oleh bala tentara khalifah Yazid pada 680 Masehi. Dalam tradisi itu dikisahkan bahwa ia dipenggal kepalanya dan tubuhnya dimutilasi dalam sebuah pertempuran di Karbala, sekarang di Irak.
Televisi pemerintah Iran menyiarkan secara langsung prosesi Ashura di ibukota Teheran, kota kedua Masyhad, pusat ulama Syiah Qom dan kota-kota kecil Yazd, Bam dan Ardebil.
Presiden Mahmoud Ahmadinejad menghadiri pertemuan di Teheran selatan. Peringatan itu diselenggarakan sehari setelah seorang pelaku bom bunuh diri dari kelompok gerilyawan Sunni, Jundallah, menewaskan 33 orang jemaah setia yang sedang turut ambil bagian dalam prosesi Ashura kota bagian tenggara, kota Chabahar. Kelompok itu mengatakan mereka berjuang untuk hak-hak etnis Sunni, masyarakat Baluchi, terhadap rezim Syiah.
Perayaan Ashura tahun lalu dibayangi oleh pembunuhan delapan demonstran oposisi di Teheran. Para demonstran berusaha tetap melakukan aksi unjuk rasa di jalanan untuk memperjuangkan sengketa hasil resmi pemilihan umum yang memberikan kemenangan kepada Ahmadinejad pada Juni.
Sekitar 15 persen dari muslim di seluruh dunia adalah penganut Syiah. Populasi mayoritas mereka terdapat di Iran, Irak dan Bahrain dan membentuk komunitas signifikan di Afghanistan, Libanon, Pakistan dan Arab Saudi.