REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Cina akan memperkuat kemampuan memodifikasi cuaca di masa mendatang, kata ahli meteorologi China, Kamis (16/12), saat para meteorolog negeri itu mencari cara untuk mengembangkan teknologi untuk menguasai alam. Direktur Administrasi Meteorologi China (CMA) Zheng Guoguang mengatakan ambisi pengaturan cuaca semacam itu dirancang untuk membantu mengurangi bencana alam dan mendorong pengembangan pertanianr modern.
Dalam pertukaran pertemuan mengenai anggaran pusat untuk pengaturan cuaca, Zheng mengatakan modifikasi cuasa seharusnya menjadi fondasi penting untuk mendorong pertanian negara dan pengembangan wilayah terpencil. "Pada pertengahan abad 21, China akan menjadi negara yang kekurangan air, dengan sumber air per kapita 1.700 kubik meter," kata Zheng, menekankan perlunya negeri tirai bambu menguasai cuaca.
Terlepas dari fungsinya untuk mengurangi bencana alam, modifikasi cuaca akan digunakan untuk mengeksplorasi sumber air di udara, memperbaiki lingkungan ekologi, dan membantu mengamankan penggunaan air industri dan urban, menurut CMA. Sejak 2009, Kementerian Keuangan China telah menyiapkan anggaran khusus untuk program modifikasi cuaca rintisan CMA.
Dalam 10 bulan pertama tahun ini, China telah menghabiskan 762 juta yuan (lebih dari satu triliun rupiah) untuk pengerjaan modifikasi cuaca, meningkat 19 persen pada tiap tahunnya. China mencari cara untuk memodifikasi cuaca agar mencegah udara yang mengganggu acara besar, seperti pada Olimpiade Beijing 2008.
Pengaturan cuaca umumnya mengacu pada praktek penyemaian awan yang melibatkan pergerakan cepat berbagai zat ke awan, seperti persenyawaan perak, garam dan 'dry ice', agar memicu hujan dan membentuk rintik hujan yang lebih besar, serta kabut dan awan yang jelas.