REPUBLIKA.CO.ID,ADEN, YAMAN--Orang-orang bersenjata membunuh tiga prajurit Yaman dan melukai tujuh orang Jumat ketika mereka melepaskan tembakan ke pangkalan militer di provinsi Abyan, Yaman selatan, kata satu sumber keamanan.
Serangan fajar itu ditujukan pada posisi militer di daerah pinggiran kota Zanjibar, kata sumber keamanan itu, dengan menambahkan bahwa tiga prajurit mengalami luka-luka serius.
Penyerang, yang diperkirakan tiga orang bersenjata yang naik sepeda-motor, berhasil melarikan diri.
Namun, seorang prajurit yang selamat mengatakan kepada situs berita News Yemen, penyerang tiba dengan tiga sepeda-motor dan dua minibus dan menggunakan senjata mesin, granat tangan serta granat roket dalam serangan itu. Sebagian besar prajurit di pangkalan itu, yang berjumlah lebih dari 20, selamat karena mereka berada di sebuah masjid yang berdekatan untuk melaksanakan sholat pada saat serangan tersebut, katanya.
Belum jelas apakah para penyerang itu anggota gerakan separatis selatan atau militan Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), yang sangat aktif di daerah selatan. Serangan Jumat itu terjadi sehari setelah empat prajurit dan seorang militan selatan yang diburu tewas dalam bentrokan di provinsi Lahij.
Yaman adalah negara leluhur pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan. Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.
Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah mendesak rakyat Yaman tidak mendengarkan seruan-seruan pemisahan diri, yang katanya sama dengan pengkhianatan. Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.
Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaeda AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal. AQAP menyatakan pada akhir Desember 2009, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.
Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaeda. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.
Sanaa menyatakan, pasukan Yaman membunuh puluhan anggota Al-Qaeda dalam dua serangan pada Desember. Kedutaan Besar Inggris di Sanaa juga menjadi sasaran rencana serangan bunuh diri Al-Qaeda yang digagalkan aparat keamanan Yaman pada pertengahan Desember 2009.
Sebuah sel Al-Qaeda yang dihancurkan di Arhab, 35 kilometer sebelah utara ibukota Yaman tersebut, "bertujuan menyusup dan meledakkan sasaran-sasaran yang mencakup Kedutaan Besar Inggris, kepentingan asing dan bangunan pemerintah", menurut sebuah pernyataan yang dipasang di situs 26Sep.net surat kabar kementerian pertahanan. Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini.