REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM-- Israel takut senjata yang dijual kepada Angkatan Darat Lebanon akan sampai di tangan gerilyawan Hizbullah, kata seorang pejabat pada Ahad setelah Prancis mengumumkan kesediaannya untuk memasok rudal anti tank kepada negara Arab itu.
"Kami seperti halnya pemerintah asing lain memiliki kekhawatiran tentang tumbuhnya dominasi Hizbullah di aparat pemerintahan Lebanon serta khawatir bila senjata yang dimiliki pasukan Lebanon tersebut akan menjadi bagian dari persenjataan Hizbullah," kata seorang pejabat Israel yang tidak mau disebutkan namanya.
Prancis pada Jumat membenarkan rencananya untuk memasok 100 rudal anti tank kepada militer Lebanon, meskipun muncul kekhawatiran dari Israel dan Amerika Serikat. Seorang pejabat Prancis mengatakan bahwa 100 rudal HOT, yang akan digunakan militer Lebanon pada helikopter jenis Gazelle, akan dikirimkan sebelum akhir Februari dalam kondisi tidak terpasang.
Pada Agustus seorang anggota parlemen AS keberatan terhadap penjualan senjata tersebut dengan alasan rudal itu akan digunakan melawan Israel meskipun posisi Hizbullah kuat di Lebanon.
"Pengaruh gerilyawan Hizbullah dan pendukung Iran serta Suriah di pemerintah Lebanon semakin bertambah,: kata Ileana Ros-Lehtinen, pejabat parlemen penting dari Partai Republik untuk Komite Urusan Luar Negeri Kongres AS.
"Dengan demikian, menjual senjata kepada Lebanon dalam saat seperti ini sangat tidak bertanggung jawab dan dapat membahayakan keamanan serta stabilitas di region," katanya.
Israel berperang selama 34 hari terhadap Hizbullah pada 2006 yang merengut sekitar 1.200 nyawa warga Libanon, yang sebagian merupakan warga sipil, serta 160 tentara Israel dan menghancurkan sebagian besar wilayah Lebanon Selatan.
Pejabat intelijen memperkirakan Hizbullah telah menimbun persenjataan hinga mencapai 40.000 roket jarak pendek dan menengah, yang diklaim dapat mencapai Israel. Mereka juga diperkirakan memiliki sejumlah persenjataan canggih termasuk senapan anti pesawat terbang.
Ikuti Whatsapp Channel Republika