REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL--Korea Utara Senin (20/12) mengatakan Amerika Serikat dan 'boneka penghasut' perangnya, Korea Selatan, mendorong semenanjung Korea ke ambang peperangan, karena Seoul bersiap untuk menggelar latihan militer di tengah ancaman pembalasan Pyongyang. "Tugas penting saat ini adalah meredakan ancaman perang yang meningkat dan melindungi negara untuk menghindari perang serta memelihara perdamaian," tulis harian partai komunis Korut Rodong Sinmun, merujuk kepada kedua Korea yang bersitegang di perbatasan.
Korut pada bulan lalu membombardir pulau Yeonpeyang yang dekat dengan perbatasan sengketa kedua negara di Laut Kuning, menewaskan dua marinir dan empat warga sipil serta merusak puluhan rumah warga. Mereka mengatakan bahwa aksi mereka dilakukan dalam upaya menanggapi latihan perang yang dilancarkan Korsel, dan bersumpah akan melakukan pembalasan yang lebih parah jika latihan baru digelar di pulau tersebut pada pekan ini.
"Respon kami akan lebih mematikan dari apa yang telah terjadi sebelumnya pada 23 November dalam konteks kedigdayaan dan lingkup serangan," kata pihak militer Korut pada Jumat.
Rodong Sinmun pada Senin berulang kali menyatakan dugaan bahwa Korsel telah memprovokasi aksi bombardir Korut pada bulan lalu itu. "Hanya ketika semua orang Korea bersatu dan mengikat darah untuk berjuang mempertahankan perdamaian melawan peperangan, mereka dapat memastikan dan menggagalkan langkah di luar kekuatan eksternal dan para penghasut perang untuk memprovokasi perang baru," tulisnya.