Selasa 21 Dec 2010 18:03 WIB

Yahudi Klaim dan Rilis Daftar Tokoh Anti Semit Dunia

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Anti Semit
Foto: adl.org
Anti Semit

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON--Organisasi Yahudi-Amerika merilis daftar 10 Besar tokoh dunia anti semit. Daftar yang dirilis Rabu pekan lalu ini, seolah menunjukan tokoh anti semit tak hanya berasal dari kalangan dunia Arab saja melainkan bagian dunia lain.

Disebutkan dalam daftar itu tokoh seperti wartawan senior Gedung Putih, Helen Thomas, sutradara Oliver Stone, Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohammad, dan Deputi Menteri Informasi Kabinet Mahmoud Abbas, Al-Mutawakil Taha.

"Daftar yang kami buat juga menunjukan tokoh anti semit merupakan seorang pribadi terkenal yang berasal dari berbagai bidang seperti wartawan, pejabat pemerintah, selebriti, sutradara film terkemuka, dan akademisi," kata Rabi Marvin Hier, pendiri organisasi Yahudi-Amerika sekaligus Dekan Simon Wiesenthal Center di Los Angeles, AS seperti dilansir dari Alarabiya, (20/12). Hier menambahkan tokoh anti semit tidak lagi dianggap sesuatu dilarang melainkan telah memasuki unsur-unsur masyarakat Barat,

Terkait penempatan urutan, organisasi itu merujuk tingkat seberapa anti tokoh tersebut melalui pernyataan yang dikeluarkan. Tanpa pikir panjang, organisasi tersebut menempatkan wartawan senior Gedung Putih, Helen Thomas sebagai tokoh anti semit yang bertengger diurutan pertama.

Pertimbangan itu dikarenakan Helen sempat mengeluarkan pernyataan Mei lalu bahwa Israel dan Yahudi harus keluar dari Palestina atau kembali ke Jerman, Polandia, Amerika atau tempat lainnya.

Oliver Stone, yang menempati posisi nomor dua, dipilih lantaran ia sempat mengatakan Hitler lebih banyak membunuh orang Rusia ketimbang Yahudi selama perang dunia ke II. Dalam pandangan Stone, penderitaan Rusia seolah diabaikan lantaran Yahudi banyak mendominasi media global.

Diurutan ketiga, Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohammad dipilih lantaran ia pada Januari lalu mengatakan orang Yahudi selalu akan menjadi masalah bagi negara-negara Eropa. "Bahkan setelah pembantaian oleh Nazi Jerman, mereka yang selamat terus menjadi sumber masalah yang lebih besar bagi dunia,"ujar Mahatir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement