Rabu 22 Dec 2010 05:26 WIB

Raja Arab Saudi Ingin Masjid Groun Zero Pindah

Lokasi bekas runtuhnya Gedung World Trade Center
Lokasi bekas runtuhnya Gedung World Trade Center

REPUBLIKA.CO.ID, Lama tak terdengar, kabar pembangunan masjid di bekas reruntuhan gedung kembar World Trade Center (WTC), 'Ground Zero' kembali menghangat. Kali ini, diwarnai oleh pernyataan Raja Arab Saudi, yang menginginkan pembangunan masjid yang menimbulkan kontroversi tersebut, agar dipindahkan dari tempat rencana semula.

Demikian disampaikan pengacara raja Dudley Gaffin seperti dikutip Daily Mail, Senin (20/12). Ia mengklaim bahwa sang raja telah membeli St Vincent’s Medical Centre yang terletak di bagian barat yang rencananya juga akan dibangun pusat budaya Islam.

Sementara menurut laporan The New York Post bahwa dalam proposal tersebut, sang raja juga akan mengoperasionalkan kembali rumah sakit, yang sebelumnya telah pailit, dengan unit tertutup, dan direncanakan juga pada April akan dibuka kembali.

Sebuah sujmber mengungkapkan bahwa Gaffin telah datang dengan rencana pembangunan, dimana Organisasi yang bernama Rudin sebelumnya telah mengajukan pembelian pusat kesehatan tersebut, yang nantinya akan dibangun perumahan mewah.

Seorang tokoh masyarakat, yang tidak ingin disebutkan identitasnya mengatakan kepada The New York Post, "Dia bertanya apa yang akan dilakukan jika itu masuk dalam penawaran. Dia mengatakan sang raja ingin melakukan itu sebagai langkah PR - untuk menyelamatkan rumah sakit tersebut dan memindahkan masjid jauh dari bekas reruntuhan World Trade Center. Setidaknya harga rumah sakit tersebut sekitar 300 miliar dolar."

Graffin menambahkan masjid dan pusat kebudayaan tersebut akan dibangun tepat di sebelah fasilitas perawat yang terletak di jalan 12. Tidak jelas apakah ia telah membahas gagasan tersebut dengan Walikota New York Michael Bloomberg.

Keponakannya, Ariel Barkai, mengkonfirmasikan bahwa dirinya berteman akrab dengan pihak kerajaan Arab Saudi. "Ada beberapa diskusi - seseorang yang mencoba untuk menyelamatkan rumah sakit. Tetapi kerajaan Arab Saudi tidak pernah mengupah kami.

sumber : The New York Times/Daily Mail
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement