Kamis 23 Dec 2010 22:22 WIB

Tentara Israel Penembak Perempuan di Gaza: Saya Sempat Dipuji Atasan Setelah Kejadian

Operasi Cast Lead di Gaza
Foto: AP
Operasi Cast Lead di Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, Sehari setelah pasukan angkatan darat Israel masuk ke Jalur Gaza selama Operasi Cast Lead dua tahun lalu,  seorang tentara dari Brigade Givati, diduga menembak seorang wanita. Yang jadi persoalan dan  kemudian mengemuka dalam pemberitaan, karena perempuan itu membawa bendera putih dan angkat tangan tanda menyerah.

Kepada Koran Haaretz, sang penembak, tentara yang berinisial S, mengaku hanya menjalankan instruksi. Ia pun sempat diacungi jempol oleh koleganya atas "keberaniannya" itu. Para petinggi militer memerintahkan untuk menembak siapa saja yang mendekat ke arah markas atau tentara. Ia mengaku sempat terpana dengan perintah itu.

Namun, ia merasa "dizalimi" ketika kemudian dia ditangkap untuk diadili, tentunya setelah dunia berteriak atas penembakan itu. "Dia bilang, di depan semua orang, 'Anda seorang pembunuh berdarah dingin, Anda akan pergi ke neraka.'   "Ketika saya mencoba mengatakan kepadanya, 'Tetapi bukankah itu perintah Anda?' Mereka buru-buru berteriak: 'Tutup mulutmu!'

Insiden ini akhirnya mengarah pada dakwaan yang belum pernah diajukan sebelumnya tentang tindakan yang dilakukan selama Cast Lead. Meski diawasi, Channel 2 televisi Israel akan menyiarkan wawancara dengan S dalam program Ilana Dayan bertajuk "Uvda" (Fakta).

Berdasarkan bukti yang dikumpulkan sejauh ini, tampaknya kejadian itu menimbulkan pertanyaan yang jauh lebih besar dari sekedar yang dipecatnya S. program TV itu mengajak publik Israel untuk buka mata atas ulah para tentaranya.

Saat melakukan penembakan, S mengaku sempat perang batin. "Saya menembak ke udara ... Tetapi mereka terus mendekat, jadi saya mulai menembaki kaki mereka ... dengan harapan mereka berpaling. Akhirnya tembakan saya arahkan, dan satu roboh."

Setelah penembakan itu, ia sempat dipuji atasannya. Menurutnya, siapapun yang mencoba mendekat markas tentara Israel, maka dia adalah teroris. "Kau melakukannya sangat baik," S menirukan ucapan atasannya, sebelum dia berlalu.

Namun setelah kasus mencuat, S dipanggil dan diadili. Dia juga dipecat dari kesatuannya karena melakukan "pembunuhan atas warga sipil Palestina", hal yang sebelumnya membuahkan pujian dari atasan. "Kalau saya dipecat, mestinya semua tentara Israel juga dipecat," ujarnya.

sumber : Haaretz
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement