REPUBLIKA.CO.ID, Wanprestasi dilakukan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, yakni perihal penutupan penjara Guantanamo, yang menyulutkan kontroversi terrsebut. Alasannya, seperti yang diungkapkan pihak Gedung Putih bahwa pemerintah AS tidak akan mampu menutup penjara Guantanamo dalam waktu dekat, meskipun Presiden Barack Obama telah berjanji untuk menutupnya.
Menurut laporan Press TV Senin (27/12) mengutip CNN, Juru Bicara Gedung Putih Robert Gibbs kemarin mengatakan, "Tentu saja penjara ini tidak akan ditutup hingga bulan depan. Saya pikir itu akan menjadi saat-saat sebelum penjara ini ditutup."
Gibbs juga menyatakan bahwa masuknya kubu Republik ke Kongres bahkan membuat upaya menutup penjara ini menjadi lebih sulit. "Saya pikir masalah ini bergantung juga pada kesediaan Republik untuk bekerja dalam hal ini," katanya.
Sekitar satu tahun telah berlalu sejak tenggat waktu yang diberikan Obama untuk menutup Guantanamo. Menurut Gedung Putih, hukum dan kendala legislatif telah mencegah tujuan Obama untuk merealisasikan janjinya dalam waktu dekat.
Dari 174 tahanan yang tersisa di penjara Gitmo, hanya tiga yang telah resmi diadili dan ditemukan bersalah. Setelah presiden AS berjanji untuk menutup Guantanamo di akhir tahun pertama masa jabatannya, Obama kini bahkan mengeluarkan izin untuk melakukan penahanan tanpa persidangan.
Sementara Kongres AS pekan lalu mengesahkan undang-undang yang secara efektif akan memindahkan tahanan Teluk Guantanamo ke Amerika untuk diadili di pengadilan. Para tahanan yang telah dibebaskan di sana melaporkan kepada Palang Merah Internasional bahwa selama ditahan mereka mengalami penyiksaan, termasuk kurang tidur, pemukulan dan pengurungan dalam sel-sel kecil yang dingin.
Kelompok hak asasi manusia juga berpendapat bahwa para tahanan mengalami penyiksaan. Salah satu tuduhan pelecehan di penjara Guantanamo adalah penyalahgunaan agama para tahanan.