Kamis 30 Dec 2010 18:41 WIB

Pantau Referendum Sudan, Liga Arab Kirim 80 Diplomat

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Liga Arab mengirim 80 diplomatnya ke Sudan untuk memantau pelaksanaan referendum penentuan nasib di Sudan selatan yang dijadwalkan berlangsung pada 9 Januari 2011. "Sebanyak 80 diplomat dari 22 negara anggota yang bertugas di Markas Besar Liga Arab di Kairo telah ditetapkan untuk memantau referendum Sudan selatan," kata Kepala Kantor Sekretaris Jenderal Liga Arab, Hisham Yusuf, dalam satu pernyataan yang disiarkan di Kairo, Rabu.

Disebutkan, pengiriman para pemantau dari Liga Arab itu telah mulai dilakukan dan dijadwalkan pekan depan semua 80 pengamat tersebut telah berada di Sudan, katanya. "Mereka akan disebarkan di berbagai tempat pelaksanaan referendum baik di Sudan utara maupun di wilayah selatan," katanya.

Bertalian dengan itu, Sekretaris Jenderal liga Arab, Amr Moussa, saat ini melakukan kunjungan resmi ke Sudan untuk menemui para pemimpin Sudan guna membicarakan persiapan referendum penentuan nasib Sudan selatan tersebut. Kantor berita Sudan, SUNA, melaporkan bahwa dalam pertemuan dengan Presiden Sudan Omar Al-Bashir di Khartoum pada Selasa, Sekjen Amr Moussa memuji kesiapan pemerintah Sudan menyangkut pelaksanaan referendum tersebut.

Sementara itu, Presiden Bashir dalam pertemuan dengan Sekjen Liga Arab tersebut kembali menegaskan bahwa pemerintah Sudan akan menghormati hasil referendum tersebut. Bashir juga berjanji akan memberi pengamanan yang maksimal menjelang dan saat berlangsungnya referendum.

Selain bertemu dengan Presiden Bashir dan para pejabat terkait Sudan, Sekjen Moussa juga menemui para pemimpin di Sudan selatan untuk misi serupa.

Disebutkan, lawatan Mossa ke Sudan itu juga untuk memantau secara dekat hasil pertemuan puncak empat serangkai di Khartoum antara Presiden Bashir, Presiden Mesir Hosni Mubarak, Presiden Libia Muammar Khaddafi dan Presiden Mauritania Mohamed Ould Abdel Aziz. Pertemuan puncak empat serangkai di ibu kota Sudan pada pekan lalu itu membicarakan tentang kesiapan referendum tersebut.

sumber : ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement