Ahad 02 Jan 2011 02:36 WIB

Abbas Desak AS, Eropa, PBB Rancang Perdamaian Baru

REPUBLIKA.CO.ID,RAMALLAH--Presiden Palestina, Mahmud Abbas mendesak para pengendali kekuasaan di Timur Tengah pada Jumat untuk merancang rencana perdamaian baru bagi Palestina agar dapat membantu membangkitkan perundingan gagal dengan Israel yang didukung Amerika Serikat.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Abbas mengatakan bahwa "tuntutan" Palestina terhadap kuartet yang terdiri dari Washington, Uni Eropa, Rusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa agar "merancang rencana perdamaian" berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Mereka menginginkan hal tersebut bagi pendirian negara Palestina di tanah yang dijajah Israel saat perang 1967. Abbas yang berpidato saat perayaan berdirinya gerakan besar Fatah dari Palestina menekankan permintaan kepada Israel untuk menghentikan pendirian permukiman yang menjadi masalah atas kegagalan perundingan yang baru dijalankan pada September -hanya beberapa pekan kemudian.

Palestina telah menolak sebuah tawaran dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada pekan ini agar tetap mengikuti kesepakatan sementara yang bukan merupakan penyelesaian akhir.

Tawaran tersebut bertujuan untuk mengupayakan dan menghindari isu persengketaan yang rumit bagi masa depan Jerusalem, permukiman, serta para pengungsi Palestina.

Abbas yang didukung negara barat mengatakan dia berharap Washington bertindak lebih lanjut dalam melawan pendirian bangunan oleh Israel yang menjajah Tepi Barat dan menjadi bagian tanah dimana Palestina ingin mendirikan negaranya. "Kami tidak melihat tindakan dalam bentuk apapun untuk melawan pendirian Israel mengenai pemukiman," kata Abbas.

Saat ini Abbas berada di Brazil untuk meletakkan batu pertama Kedutaan Besar Palestina setelah negara tersebut mengakui kedaulatan Palestina secara resmi.

Abbas juga mengatakan bahwa dia akan meminta tindakan dari PBB jika perundingan perdamaian dengan Israel tidak segera berlangsung kembali.

sumber : ant/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement