REPUBLIKA.CO.ID, OSLO--Kepala Tentara Israel Letnan Jenderal Gabi Ashkenazi mengungkapkan kepada delegasi Kongres Amerika Serikat sekitar akhir 2009 lalu, bahwa pihaknya telah menyiapkan sebuah perang besar di Timur Tengah, yang kemungkinan bakal melawan Hamas atau Hizbullah. Demikian terungkap dalam sebuah kabel rahasia Diplomat AS yang bocor, Minggu (2/1).
"Saya telah menyiapkan tentara Israel untuk perang dengan sekala besar, karena lebih mudah untuk skala operasi yang lebih kecil daripada sebaliknya," ujarnya seperti yang tertulis dalam kabel yang ada di Kedubes Amerika Serikat di Tel Aviv.
Merujuk pada laporan AFP, yang juga dikutip harian Aftenposten yang berbasis di Oslo, di Norwegia Minggu (2/1), disebutkan bahwa dokumen tertanggal 15 November 2009 lalu itu, mengatakan telah memperoleh seluruh data rahasia WikiLeaks sebanyak 251,187 yang didapat dari bocornya dokumen rahasia Kedubes AS. "Ancaman roket terhadap israel lebih serius dari sebelumnya. Itulah mengapa Israel begitu menekankan pada pertahanan roket," ujar Ashkenazi seperti terungkap dalam dokumen tersebut.
Ashkenazi mengaku menyesal bahwa Iran memiliki sekitar 300 rudal Shihab yang dapat mencapai Israel. Selain itu, rudal tersebut juga dapat menjangkau Israel hanya dengan waktu 10 hingga 12 menit, jika akan melakukan penyerangan.
Merujuk pada kabel tersebut, Hizbullah berpikir telah memiliki 40 ribu rudal, beberapa diantara dipercaya dapat menembus jauh ke dalam jantung Israel. Sementara staf di Kedubes AS melaporkan estimasi kelompok bersenjata telah memperoleh gudang yang berisi roket sebanyak 50 ribu.
Pada 2006, perang antara Israel dengan Hizbullah menewaskan sedikitnya 1200 rakyat Libanon, kebanyakan dari mereka merupakan warga sipil. Sementara dari pihak Israel, hanya 160, yang kebanyakan diantaranya tentara. Dan dalam komentarnya selama hampir satu tahun setelah Israel meluncurkan perang mematikan di Gaza pada 27 Desember 2008 lalu, Ashkenazi mengatakan, "Israel tentunya selalu berbenturan dengan Hamas, yang memerintah Jalur Gaza," tegasnya.
"Hamas akan mendapat segala kemungkinan untuk mengebom Tel Aviv, dimana disitu terkonsentrasi populasi terbesar warga Israel," tambahnya lagi.
Perang Gaza, yang merupakan respon atas 100 roket yang jatuh di kota Yahudi, menewaskan sekitar 1400 warga sipil Palestina dan 13 warga Israel. Sepuluh diantaranya dari pihak tentara. Perang tersebut berakhir pada 18 Januari 2009.