Jumat 07 Jan 2011 00:38 WIB

Racuni 200 Anak-anak, Cina Tutup Dua Pabrik Baterai

ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah setempat telah menutup dua pabrik baterai di provinsi Anhui Huaining usai uji laboratorium yang menemukan bahwa setidaknya 200 anak-anak setempat memiliki kandungan timbal yang tinggi. Sebanyak 24 anak-anak, dengan kisaran usia sembilan bulan hingga 16 tahun tahun, telah dirawat di rumah sakit di Cina timur karena keracunan timbal.

Demikian dilaporkan media setempat, yang merupakan kasus terbaru dalam serangkaian keracunan yang berhubungan dengan baterai penanda dalam beberapa tahun terakhir. Staf kantor berita Xinhua mengatakan, otoritas wilayah setempat telah menutup dua pabrik baterai di provinsi Anhui, kota Huaining, usai uji laboratorium yang menemukan setidaknya 200 anak memiliki kandungan timbal yang tinggi, dan 24 lainnya dirawat di rumah sakit.

Xinhua mengatakan, pabrik yang berlokasi tepat di seberang jalan dari rumah itu, meski aturan setempat mengatakan Pabrik baterai dilarang berada dalam radius 1600 kaki dari perumahan masyarakat. Namun tidak diketahui kapan pabrik tersebut akan beroperasi kembali, atau jenis baterai apa yang diproduksi pabrik tersebut.

Laporan tersebut juga tidak menjelaskan bagaimana anak-anak bisa terkena timbal tinggi tersebut. Apalagi pabrik baterai tersebut dapat mencemari emisi udara dan tanah.

China adalah produsen terbesar di dunia dan konsumen timbal, elemen kunci dalam baterai timbal-asam yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jumlah mobil dan sepeda listrik di negara ini. Mengambil kasus baru keracunan timah secara berkala di seluruh negeri, polusi tol juga mempengaruhi kesehatan di daerah pedesaan Cina.

"Anak saya sekarang sangat rewel dan gelisah. Ia banyak berteriak," dikutip Xinhua Huang Dazhai, ayah dari seorang anak 5 tahun. Ia ditemukan memiliki 330,9 mikrogram timbal per liter darah. Hanya dengan 100 mikrogram per liter sudah cukup untuk membangun kerusakan otak pada anak-anak.

sumber : AP/Guardian.co.uk
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement