Sabtu 08 Jan 2011 08:23 WIB

Soal Kunjungan Instalasi Nuklir, UE akan Tolak Undangan Iran

REPUBLIKA.CO.ID,BUDAPEST--Uni Eropa akan menolak tawaran Iran untuk berkunjung ke instalasi nuklir mereka, kata Ketua Urusan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton pada Jumat. "Apa yang saya katakan adalah tentang peran pemeriksaan instalasi nuklir seharusnya dilakukan oleh IAEA (Badan Energi Atom Internasional) dan saya berharap bahwa Iran akan menjamin bahwa IAEA dapat menjalankan tugasnya," katanya.

Hungaria yang menjabat sebagai ketua Uni Eropa selama enam bulan kedepan, telah diundang oleh Iran dalam kapasitasnya sebagai pemimpin Eropa untuk mengunjungi beberapa instalasi nuklir Iran dalam waktu dekat ini. Inggris, Prancis, dan Jerman, yang termasuk dalam enam kekuatan dunia yang terlibat dalam pembicaraan terpisah dengan Iran tentang sengketa program pengayaan uranium mereka, tidak diundang, seperti halnya Amerika Serikat. Namun Iran mengundang Rusia dan Cina.

Pihak Barat menuduh program nuklir Iran diarahkan kepada pengembangan bom atom, namun Teheran berkali-kali menegaskan bahwa mereka hanya menggunakannya untuk tujuan damai penciptaan energi baru. Ashton mengatakan, ia telah berkonsultasi dengan Rusia dan China sebelum mengambil keputusan bahwa undangan tersebut harus ditolak.

"Saya jelas berkoordinasi dengan anggota lain E3+3 yang diundang, menurut saya hal itu bukanlah sebuah undangan yang harus disikapi secara negatif, namun hal itu bukanlah tugas kita, dan mengunjungi instalasi nuklir seperti itu membutuhkan keahlian," katanya merujuk kepada badan pengawas PBB.

Para diplomat Barat menyebut undangan Iran itu sebagai upaya untuk memecah keenam negara -- Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan Cina -- untuk melemahkan sanksi yang telah diberlakukan terhadap Teheran atas aktifitas nuklirnya. Rusia dan Iran telah menunjukkan sikap yang relatif lebih ramah terahdap Iran.

Para diplomat barat pada Rabu mengatakan bahwa Uni Eropa, Rusia, dan Cina seharusnya menolak undangan Iran itu. Mereka mengatakan dengan menghadiri undangan seperti itu maka Moskow dan Beijing telah melakukan tindakan yang dapat merusak persatuan kelima anggota permanen Dewan Keamanan PBB dan Jerman terhadap masalah nuklir Iran.

Ashton tidak mengatakan pandangan terkait langkah Iran itu akan memecah kesatuan kelompok E3+3, namun ia mengatakan undangan itu tidak akan menghalangi keterlibatannya dalam pembicaraan nuklir Iran. "Hal itu bukanlah penghambat, kita memiliki jadwal untuk pembicaraan selanjutnya. Kita akan memulainya pada 20 Januari, selama dua hari atau setidaknya satu setengah hari, yang merupakan hal positif," katanya.

Pembicaraan tersebut akan digelar di Istanbul dan dihadiri oleh utusan dari enam negara penting dunia, tambahnya. "Saya telah bersiap untuk pembicaraan dengan Iran, hal itulah tugas saya. Pihak Iran telah sangat membantu dengan menentukan tanggal serta mewujudkannya ... kini kita akan melakukan apa yang harus kita lakukan terkait substansinya," tegas Ashton.

sumber : ant/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement