REPUBLIKA.CO.ID,JERUSALEM--Pengakuan Cile terhadap kemerdekaan Palestina dipandang "tidak berguna" dan tidak akan membantu proses perdamaian, kata seorang pejabat senior Israel kepada AFP pada Sabtu. "Hal itu merupakan langkah sia-sia dan tidak penting karena tidak akan mengubah apapun," kata pejabat itu sehari setelah Cile mengumumkan pengakuannya atas kemerdekaan negara Palestina, mengikuti jejak yang dibuat oleh beberapa negara Amerika Latin lainnya.
Pemerintah Cile pada Jumat mengumumkan sebuah resolusi pengakuan terhadap keberadaan Palestina sebagai negara bebas, merdeka, dan berdaulat, kata Menteri Luar Negeri Alfredo Moreno di Santiago. Akhir tahun lalu, Brazil, Argentina, Bolivia dan Ekuador mengakui Palestina sebagai sebuah negara merdeka dengan batas wilayah menurut perbatasan yang ditetapkan pada 1967.
Ketentuan perbatasan tersebut dibuat sebelum Israel menduduki Tepi Barat, termasuk Jerusalem timur dan Jalur Gaza pasca Perang Enam Hari pada Juni 1967. Dalam pidato menyambut Tahun Baru, Presiden Palestina Mahmud Abbas mendesak komunitas internasional untuk menggagas rencana jalan damai yang baru menyusul serangkaian langkah diplomatik AS yang gagal melobi Israel untuk membekukan pembangunan permukiman warga Yahudi di wilayah yang menjadi tuntutan Palestina.
"Pengakuan Cile, seperti halnya beberapa negara Amerika Latin lain, tidak akan mendorong Palestina untuk bernegosiasi," kata pejabat Israel itu. "Sedikitpun hal itu tidak akan membantu proses perdamaian," kata pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Namun ia menekankan bahwa Cile memang tidak menyinggung masalah rumit tentang perbatasan negara Palestina dan meminta agar pembicaraan damai Palestina - Israel dimulai kembali.
"Santiago telah menunjukkan realita dan rasa tanggung jawab dengan menyampaikan posisi yang dekat dengan kami," katanya.
Batas-batas wilayah negara Palestina adalah masalah yang paling rumit dalam negosiasi damai kedua pihak. Pembicaraan langsung antara kedua pihak, yang pertama dilakukan dalam dua tahun terakhir, dimulai pada 2 September namun terhenti setelah habisnya masa pembekuan pemukiman Yahudi tiga pekan kemudian.