REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG-- Korea Utara menyerukan lagi kepada Korea Selatan untuk memberikan jawaban "positif" terhadap usulannya melanjutkan dialog antar-Korea, dan menawarkan "tindakan yang menentukan untuk mengatasi kesulitan saat ini dan membuka babak baru reunifikasi" Korea.
Kim Yong Jin, presiden Komite Pendidikan DPRK (Korea Utara), mengatakan hubungan antar-Korea telah memburuk sebagai akibat dari serangan artileri, Ahad (9/1).
Untuk menjamin perdamaian di Semenanjung Korea, kedua pihak harus melakukan upaya yang lebih besar untuk mengubah "ketidakpercayaan dan konfrontasi" ke "kepercayaan dan rekonsiliasi" dan dialog adalah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Direktur Sekretariat Komite Pusat Front Demokrasi Unifikasi Korea, Kim Wan Su, mengatakan Semenanjung Korea tetap berada di ambang perang. Jadi dialog antara kedua belah pihak adalah persoalan mendesak yang mengakui tidak ada penundaan.
Dia menambahkan bahwa kedua belah pihak harus membuka kembali dialog pada saat ini tanpa prasyarat, karena dialog adalah cara terbaik untuk meredakan ketegangan, meningkatkan hubungan antar-Korea dan membuat jalan untuk reunifikasi.
Pemerintah DPRK, partai politik dan organisasi sosial pada Rabu mengeluarkan pernyataan bersama untuk mengajukan dialog dengan Korea Selatan guna membahas secara terbuka jalan untuk membersihkan kesalahpahaman dan ketidakpercayaan sehingga dapat menjaga perdamaian dan mencapai kemakmuran.
Dalam satu pernyataan yang dirilis pada Sabtu, DPRK Komite untuk Reunifikasi Damai Korea mengusulkan bahwa kedua pihak kembali pada tanggal awal pembicaraan Palang Merah, pembicaraan untuk memulai kembali kunjungan ke Gunung Kumgang dan pembicaraan untuk masalah zona industri Kaesong.