Senin 10 Jan 2011 18:00 WIB

50 dari 105 Selamat dari Kecelakaan Pesawat Iran Air

REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN--Lima puluh dari 105 penumpang dan awak yang naik sebuah pesawat Iran Air yang jatuh dalam cuaca buruk dan patah menjadi beberapa bagian pada Ahad selamat dari kecelakaan itu.

"Sejauh ini tidak ada laporan mengenai kematian telah dilaporkan pada saya," kata kepala pelayanan darurat Iran Gholam Reza Masoumi pada kantor berita Fars. "Tapi 50 dari 105 orang yang berada dalam pesawat itu telah keluar dari pesawat dalam keadaan masih hidup."

Pesawat Iran Air itu jatuh dekat kota Orumiyeh di Iran baratlaut pada sekitar pukul 19.45 waktu setempat (pukul 23.15 WIB), seorang pejabat di provinsi Azerbaijan Barat mengatakan, yang dikutip di laman Internet televisi negara. "Pesawat itu berangkat satu jam lebih cepat ketimbang waktu yang dijadwalkan dari Teheran menuju Orimiyeh dan karena kondisi cuaca buruk jatuh di sebuah wilayah desa dekat Orimiyeh," kata pejabat tak dikenal itu.

Seorang pejabat Bulan Sabit Merah Iran menuturkan pada televisi negara bahwa pesawat itu menghantam tanah dan patah menjadi beberapa bagian. "Syukur tidak ada kebakaran," ujarnya.

Fars melaporkan 105 orang dipercaya berada dalam pesawat itu, sementara pesawat itu adalah Boeing 727 buatan Amerika Serikat, menurut ISNA. Kantor berita ketiga, ILNA, memberikan laporan 95 penumpang dan 10 anggota awak.

Mosoumi menyatakan operasi pertolongan telah terganggu oleh cuaca buruk. "Masalahnya pada saat ini bagi kerja pertolongan itu adalah salju tebal, yang sekitar 70 sentimeter dalamnya di sekitar tempat kecelakaan tersebut," kata Masoumi seperti dikutip oleh Fars.

Kantor berita negara IRNA mengatakan bahwa cuaca buruk di sekitar Orumiyeh sebelumnya telah menyebabkan pembatalan dua penerbangan dari Teheran pada Ahad. Jurubicara Iran Air Shahrokh Noushabadi menyatakan "Kami sedang meneliti penyebab kecelakaan itu, tapi cuaca buruk tampaknya menjadi penyebab utama".

Iran, yang sudah bertahun-tahun mendapat sanksi internasional, telah mendapat sejumlah bencana penerbangan dalam satu dasawarsa terakhir, beberapa di antaranya melibatkan perusahaan-perusahaan kecil yang menggunakan awak Rusia atau awak bekas republik-republik Rusia di Asia Tengah.

Armada sipil dan militer Iran terdiri atas pesawat-pesawat lama dengan kondisi sangat buruk karena usia dan kurangnya perawatan. Dalam kecelakaan udara terburuknya, sebuah pesawat yang membawa anggota-anggota pasukan elit Garda Revolusi jatuh pada Februari 2003, menewaskan 302 orang yang naik pesawat itu.

Pada Juli 2009, sebuah pesawat Tupolev buatan Soviet terbakar di tengah udara dan jatuh ke tanah pertanian di timurlaut Teheran, menewaskan semua 168 orang di dalamnya. Dan pada Desember 2005, semua 108 orang tewas ketika sebuah pesawat pengangkut Lockheed jatuh ke blok perumahan yang menjulang tinggi di luar Teheran.

Pada November 2006, sebuah pesawat militer jatuh pada saat berangkat di bandara Mehrabad di Teheran, menewaskan semua 39 orang yang naik pesawat itu, termasuk 30 anggota Garda Revolusi.

sumber : ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement