REPUBLIKA.CO.ID,QRUMAYEH--Iran, Senin melakukan penyelidikan setelah pesawat penumpangnya mengalami kecelakaan dan meledak berkeping-keping menewaskan 77 orang dan mencederai sejumlah penumpang lainnya, kata media negara.
Pesawat Boeing 727 milik Iran Air itu mengalami kecelakaan dekat kota Orumiyeh, di bagian baratlaut Iran, sekitar pukul 19:45 waktu setempat (1615 GMT) pada Minggu setelah lepas landas dari bandara Mehrabad Teheran, kata TV negara pada situs internetnya.
"Sayang 77 orang dari para penumpangnya tewas, dalam kecelakaan ini," kata TV negara tersebut pada Senin, selain 105 orang yang sedang bepergian dalam apa yang diberitakan sebagai pesawat Boeing berusia tua yang menjadi milik Iran sejak tahun 1974.
Tayangan TV atas kejadian ini menunjukkan pesawat itu meledak menjadi tiga bagian dan terkubur dalam salju yang tebal, dengan beberapa mayat yang tertutup selimut dan tergeletak di dekat reruntuhan.
Seorang petugas Palang Merah Iran mengatakan kepada TV negara, Minggu, bahwa pesawat itu menghantam tanah dan hancur berkeping-keping. Untung tak ada kobaran api. "Pesawat ini mengangkut 105 orang, 94 penumpang dan 11 awak pesawat," kata kantor berita ISNA, Senin, mengutip Ahmad Majidi, kepala panel krisis Kementerian Jalan dan Transportasi.
Majidi, dalam laporan terpisah pada kantor berita IRNA, mengatakan, satu orang penumpang yang hilang sejak kecelakaan pesawat ini ditemukan Senin. "Ia terlempar dari pesawat itu. Ia dibawa ke rumah sakit di Orumiyeh," katanya, dan menambahkan bahwa penumpang lainnya masih belum dapat dilacak.
Kantor berita Mehr, yang mengutip seorang pejabat dari Azerbaijan Barat yang beribukota di Orumiyeh, memberitakan bahwa para penumpang pesawat yang nahas itu termasuk seorang Turki dan dua orang Irak tetapi orang Turki itu dan satu orang Irak belum dikenali. Majidi mengatakan tampaknya cuaca buruk penyebab kecelakaan tersebut.
"Berdasarkan bukti, kapten pesawat tak dapat mendarat di bandara Orumiyeh karena cuaca buruk dan ia memutuskan kembali (ke Teheran)," katanya. "Tetapi karena alasan-alsan yang tak diketahui, pesawat itu mengalami kecelakaan sekitar lima mil (delapan kilometer) dari bandara tersebut."
Menteri Perhubungan, Hamid Behbahani, mengatakan kepada kantor berita Mehr bahwa Presiden Mahmoud Ahmadinejad telah memerintahkan penyelidikan terhadap kecelakaan tersebut, dan menambahkan bahwa penyebab sementara adalah dekatnya jarak pandang dan kabut sebagai penyebab kecelakaan tersebut.