REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Iran, Selasa (11/1) mengonfirmasikan pihaknya dan enam negara penting dunia, sepakat menyelenggarakan perundingan mengenai nuklir pada 21-22 Januari di Istanbul. Perundingan itu bertujuan untuk menyelesaikan sengketa menyangkut program nuklir Iran, yang dicemaskan sejumlah negara bertujuan membuat senjata.
Namun, Teheran menegaskan program itu hanya untuk tujuan-tujuan damai. "Pada 21-22 Januari...telah disepakati kedua pihak," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Ramin Mehmanarast, kepada wartawan.
Menlu Turki, Ahmet Davutoglu, pada akhir pekan lalu telah membenarkan jadwal perundingan itu. Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, yang mewakili enam negara--Inggris, China, Prancis, Rusia, Amerika Serikat dan Jerman--adalah pihak yang menyarankan waktu dimulainya perundingan-perundingan tersebut pada 20 Januari.
Perundingan-perundingan sebelumnya yang fokus pada program pengayaan uranium Iran, diselenggarakan di Jenewa pada 6 dan 7 Desember lalu sekaligus mengakhiri kemacetan selama 14 bulan.
Program nuklir Iran meningkat di bawah Presiden Mahmud Ahmadinejad. Akibat program ini, Iran dikenakan empat babak sanksi PBB dan tindakan hukuman sepihak dari berbagai negara termasuk AS.