Rabu 12 Jan 2011 22:07 WIB

Australia Kebanjiran Bantuan Materiil

Banjir yang melanda Australia
Banjir yang melanda Australia

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA-- Dukungan dari seluruh dunia dengan tawaran bantuan datang buat Queensland, saat negara bagian itu berjuang menghadapi banjir, kata Menteri Luar Negeri Australia Kevin Rudd, Rabu.

Berbagai negara, termasuk Indonesia, Amerika Serikat dan Inggris, bersama dengan negara Eropa dan Afrika, telah menawarkan dukungan guna menanggulangi banjir di Queensland.

"Kita kebanjiran ungkapan dukungan dari seluruh dunia, tawaran bantuan materil," kata Rudd kepada Nine Network, Rabu. "Jadi, ini telah menarik perhatian dunia."

Australia menghadapi bencana banjir terparah dalam sejarahnya. Sebanyak 10 orang dikonfirmasi tewas, separuh dari mereka anak kecil, dan sebanyak 78 (menurut Reuters, lebih dari 90) orang hilang di bagian tenggara Queensland.

Air mengalir melewati Brisbane, kota terbesar ketiga di Australia, mengancam akan menenggelamkan 6.000 rumah dan membuat makin banyak orang menghadapi risiko, sementara air di Wivenhoe Dam --yang dibangun untuk menyelamatkan ibukota Queensland tersebut dari terulangnya banjir yang memporakporandakan wilayah itu pada 1974-- mencapai batas tertingginya.

Ribuan warga di Brisbane, kota dengan dua juta warga, meninggalkan rumah mereka pada Rabu, saat banjir bandang mengancam akan merendam daerah finansial tersebut, sehingga membuat orang dengan panik membeli makanan sementara pemerintah berjuang menemukan puluhan orang yang hilang.

Banjir yang bertambah parah memaksa para ahli ekonomi menaikkan perkiraan dampak ekonominya. Seorang anggota dewan direksi bank sentral, sebagaimana dikutip Rabu, mengatakan bencana tersebut dapat menimbulkan kerugian sebesar satu persen dari pertumbuhan ekonomi Autralia --sama dengan hampir 13 miliar dolar Australia, dua kali lipat dari perkiraan tertinggi sebelumnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement