Jumat 14 Jan 2011 04:43 WIB

Biadab! Pengawal Netanyahu Memaksa Perempuan Hamil Buka Baju

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan pengawal pribadinya
Foto: Forward
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan pengawal pribadinya

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM-- Pengawal Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bertindak biadab. Mereka menginstruksikan seorang reporter perempuan yang tengah mengandung untuk melepas baju dalamnya dan meminta reporter lain untuk melepas pakaiannya.

Permintaan ini terkait peliputan Netanyahu di salah satu hotel bintang lima di Jerusalem. Saat itu Netanyahu mengadakan jumpa pers dengan wartawan asing. Kedua wartawan itu menolak permintaan pengawal Netanyahu dan memilih tidak meliput.

"Kami mengerti ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk pengamanan perdana meneri. Tapi kami tidak menerima kalau pengamanan itu mengharuskan wartawan membuka bajunya di pintu masuk hotel," demikian pernyataan Asosiasi Wartawan Asing di Tel Aviv, Rabu.

Najwan Simri, wartawati Al Jazeera, yang dipaksa untuk membuka pakaiannya mengutuk sikap pengawal Netanyahu. "Tadinya saya hanya diminta membuka jaket, lalu diminta lagi membuka kemeja, tapi kok akhirnya menjadi diminta membuka bra saya?" kata reporter yang sedang hamil empat bulan ini.

"Saya menolak diperiksa dengan metal detektor karena sedang hamil. Mereka meminta saya membuka bra, saya menolak, lalu saya tidak boleh masuk hotel," katanya lagi dengan nada marah.

Kepala Biro Wall Street Journal di Jerusalem pun mengalami hal yang sama. Wartawan kawakan ini diminta untuk membuka bajunya di depan pintu hotel.

Shin Bet, Badan Keamanan Dalam Negeri Israel, mengatakan kedua wartawan itu menolak prosedur pemeriksaan yang dilakukan. "Semua tamu dicek dengan prosedur yang sama. Wartawan Al Jazeera menolak diperiksa maka dia tidak boleh masuk," kata Shin Bet.

Penjagaan perdana menteri Israel memang sangat ketat. Salah satu penyebabnya adalah pembunuhan mantan perdana menteri Israel, Yitzhak Rabin, pada tahun 1995. Padahal saat itu yang membunuh Rabin bukanlah warga Palestina, melainkan kelompok Yahudi Ultranasional.

sumber : Maktoob News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement