REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK-Kawasan Amerika Latin kompak mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Satu pertanyaan mengambang: bagaimana dengan Asia, Afrika, atau bahkan Eropa?
‘’Itu (pengakuan Palestina sebagai negara) merupakan keputusan masing-masing negara,’’ kata seorang diplomat PBB, yang tak ingin disebut identitasnya, seperti dikutip ipsnews.net. Ia menampik peluang pengakuan kolektif oleh regional atau blok negara seperti Gerakan Non-Blok (GNB) atau Uni Afrika (UA).
Bagaimanapun, inisiatif Amerika Latin ini telah ‘mengelitik’ regional lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Mouin Rabbani, editor Middle East Report yang bermarkas di Washington, mengatakan hanya akan ada sedikit negara dari Asia atau Afrika yang akan mengikuti jejak negara-negara Amerika Latin. Pasalnya, mereka telah lebih dulu mengakui kemerdekaan Palestina.
Kebanyakan negara Asia dan Afrika telah mengakui Palestina saat Organisasi Kemerdekaan Palestina (PLO) mendeklarasikan kemerdekaan pada 1998. Saat itu, tak satu pun negara Amerika Latin mengakui Palestina.
‘’Selain itu, karena hubungan dekat AS dan Israel, saya tak berharap mereka (Asia dan Afrika) akan mengambil inisiatif dalam gerakan internasional saat ini untuk menggeser peran masalah Timur Tengah dari AS ke PBB,’’ kata Rabbani.
Satu pengecualian, katanya, negara kunci tertentu seperti Afrika Selatan kemungkinan akan mengikuti langkah Amerika Latin. Saat rezim apartheid berkuasa, Afrika Selatan merupakan sekutu Afrika terpenting bagi Israel.
Yang menarik, lanjutnya, tingkat kediktatoran di negara-negara dunia ketiga -termasuk negara-negara Arab- berbanding lurus dengan tingkat hubungan dengan Israel.
Menurut Rabbani, perhatian selanjutnya dalam bulan-bulan mendatang harus diarahkan ke Eropa. ‘’Apakah Uni Eropa (UE) dan negara-negara Eropa lainnya akan terus berteriak sendiri-sendiri bahwa AS mendorong Timur Tengah ke dalam jurang, sementara mereka sendiri enggan untuk menantang kebijakan AS? Atau apakah mereka akan mulai mengambil inisiatif sendiri-sendiri?’’
Isu utama, kata Rabbani, bukanlah negara-negara Eropa tersebut akan menyatakan pengakuan terhadap negara Palestina, melainkan mereka akan mulai mempertimbangkan dan menarik berbagai bentuk dukungan terhadap keberadaan pemukiman Israel di wilayah pendudukan. ‘’Pemukiman ini ilegal, bukan hanya menurut hukum internasional, tapi juga menurut interpretasi UE terhadap hukum internasional,’’ katanya.
Dengan kata lain, lanjutnya, akankah Eropa mulai menyodorkan konsekuensi terhadap tindakan Israel? Atau terus memaklumi tanpa batas dengan dalih menjaga hubungan dengan Washington.