REPUBLIKA.CO.ID, Hubungan Cina dengan teman satu ideologinya Korea Utara kian dekat. Terlebih terkait meningkatnya situasi di semenanjung Korea dengan negara serumpunnya Korea Selatan. Terkait hal itu, Cina dan Korut saat ini tengah membahas rincian program yang akan memungkinkan pengiriman pasukan Cina untuk pertama kalinya dalam dua dekade terakhir.

Chosun Ilbo, koran terbitan Korsel, mengutip seorang pejabat anonim di Kantor Kepresidenan Korsel (15/1) melaporkan, bahwa pasukan itu akan melindungi fasilitas pelabuhan Cina yang berada di zona ekonomi khusus Rason di Laut Timur. Ditambahkan pejabat Korsel itu, bahwa kehadiran pasukan Cina itu tampaknya hanya untuk menjaga fasilitas pelabuhan dan melindungi warga negara Cina di Korea Utara.

Pada 2008, Korut mengizinkan Cina menggunakan salah satu dermaganya di pelabuhan Rason. Pasukan Cina, pernah ditempatkan di Korea Utara untuk mengawasi pelaksanaan gencatan senjata antara kedua Korea setelah Perang Korea pada 1950-53. Beijing kemudian menarik mundur pasukannya dari Korea Utara pada tahun 1994.

Namun sejumlah pejabat Korsel meyakini bahwa kehadiran pasukan Cina itu untuk ikut campur tangan dalam mereaksi berbagai instabilitas di Korea Utara. Duta Besar Keamanan Internasional Korea Selatan, Nam Joo-Hong "Skenario terburuk Cina adalah menghindari makin memburuknya situasi yang meningkatkan kemungkinan arus pengungsian besar-besaran warga Korea Utara."

Penempatan pasukan itu di saat memanasnya hubungan antara Seoul dan Pyongyang akibat aksi saling tembak peluru artileri di sebuah pulau perbatasan pada akhir November 2010.

Amerika Serikat dan Korea Selatan juga beberapa waktu lalu, menggelar sejumlah manuver militer bersama, yang mendapat kecaman keras dari Korut dan Cina. Menurut Pyongyang dan Beijing, manuver tersebut adalah provokasi menyulut intabilitas dan perang di Semenanjung Korea.

Ikuti Whatsapp Channel Republika