REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tunisia menampung 34 orang warga negara Indonesia menyusul bentrokan demonstran dan polisi pada akhir pekan di wilayah sebelah barat Tunisia pekan ini. "Hari ini sebanyak 34 orang WNI ditampung di wisma kediaman duta besar, kantor KBRI dan rumah sejumlah diplomat," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene ketika dihubungi, dari Jakarta, Sabtu (15/1).
Rinciannya, kata dia, 20 orang tenaga kerja Indonesia ditampung di kediaman duta besar, 10 orang mahasiswa di kantor KBRI dan empat orang di rumah sejumlah diplomat sekitar KBRI. "Kemarin (Jumat, 14 Januari) WNI yang ditampung berjumlah sembilan orang, sekarang 34 orang," katanya.
Menurut Michael, jumlah total WNI yang tercatat adalah 109 orang. "Sejak situasi memburuk KBRI sudah menghubungi seluruhnya dan memantau terus," katanya. Ia mengatakan KBRI telah bersiap seiring perkembangan keadaan. WNI yang tidak tinggal di KBRI, lanjut Jubir Kemlu, tetap berada dalam pantauan.
Sementara itu, demonstran yang memprotes pengangguran dan berbagai isu sosial menyerang stasiun pengisian bahan bakar, gedung umum dan kantor polisi di kota Thala dengan melemparkan bom molotov dan batu.
Bentrok menyebar ke beberapa kota, sementara media memberitakan unjuk rasa dan kerusuhan dipicu oleh kematian seorang lulusan universitas berusia 26 tahun yang membakar diri pada 17 Desember di kota sebelah selatan Sidi Bouzid setelah polisi menyita gerobak buahnya dengan paksa.
Tunisia adalah negara Afrika di sebelah utara dengan populasi sekitar 10 juta dan dikenal memiliki kondisi domestik yang stabil.