REPUBLIKA.CO.ID, Berbagai pemimpin dunia menyatakan prihatin dan menyerukan agar krisis di negara Arab di ujung paling utara Afrika itu, yakni Tunisia segera diselesaikan secara damai lewat pembagian kekuasaan. Pernyataan-pernyataan yang mereka lontarkan bisa jadi penyejuk tapi juga dapat mengobarkan pertikaian di negara yang sedang diamuk amarah itu.
"Kami mendesak semua pihak untuk menahan diri dan tetap tenang untuk menghindari korban lebih lanjut," kata Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton. Namun dia mengakui "aspirasi demokratisi orang-orang Tunisia" yang diharapkan hendaknya dicapai dengan cara damai.
Dunia Arab prihatin atas situasi politik dan keamanan di Tunisia ini. Negara Afrika utara itu adalah salah satu dari 22 negara anggota Liga Arab. Liga mendesak semua pihak untuk menahan diri menyusul mundurnya Presiden Ben Ali, yang melarikan diri ke luar negeri.
Namun Sekjen Liga Arab Amr Moussa meyakini bahwa pemimpin sementara negara Tunisia mampu segera memulihkan krisis kepercayaan yang berubah menjadi kekerasan itu. "Saya yakin para petinggi pemerintah Tunisia dan pihak keamanan setempat dapat mengendalikan situasi dan membendung aksi penjarahan," kata Sekjen Moussa.
Moussa percaya bahwa Perdana Menteri Tunisia Mohamed Ghannouchi yang mengambil alih jabatan presiden transisi akan bisa mengajak semua komponen politik untuk bersama-sama memecahkan persoalan dengan kepada dingin.
Presiden Mesir Hosni Mubarak menyarankan agar semua pihak di Tunisia patuh pada hukum dan pihak oposisi menahan diri untuk tidak membuat negara itu semakin terperosok ke dalam lembah kekerasan. Presiden Libya Muammar Gaddafi, tetangga Tunisia, meminta semua komponen masyarakat di negara itu untuk memulihkan keamanan dan tetap bersatu tanpa mengundang campur tangan asing.
Pemerintah Arab Saudi menyambut baik Presiden Ben Ali dan keluarganya untuk tinggal di negaranya. Para pengamat Arab sebelumnya memperkirakan Presiden Ben Ali telah meminta suaka ke Prancis atau Kanada. Di Kanada, salah seorang anaknya dilaporkan baru saja membeli sebuah rumah mewah.
Tetapi Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dikabarkan menolak memberikan suaka kepada Ben Ali.