Senin 17 Jan 2011 01:13 WIB

Warga Indonesia di Tunisia Dievakuasi

Demonstrasi yang berakhir rusuh di Tunisia
Foto: AP
Demonstrasi yang berakhir rusuh di Tunisia

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Seluruh warga Indonesia yang ada di Tunisia hingga saat ini berada dalam keadaan aman setelah KBRI Tunis mengevakuasi warga negara yang berada di titik-titik rawan dan kritis, termasuk dua WNI yang tinggal di kawasan La Marsa.

Terjadinya pergantian kekuasaan di Tunisia pada tanggal 14 Januari dan Negara dinyatakan dalam keadaan Darurat membuat KBRI Tunisia waspada dan memberikan perlindungan kepada seluruh warga Indonesia yang ada di Tunia.

Sekretaris III Pensosbud KBRI Tunis, Sugiri Suparwan dalam keterangan persnya yang diterima Antara London, Sabtu menyebutkan KBRI Tunis memberikan perlindungan penuh kepada seluruh WNI yang ada di Tunis di tengah Negara Tunisia dalam keadaan darurat.

Dikatakannya hingga tanggal 14 Januari pukul 23.30 waktu setempat, sebanyak 10 orang WNI telah dievakuasi ke Wisma Duta Besar RI Tunis dan Kantor KBRI Tunis.

Pada tanggal 15 Januari seusai pemberlakuan jam malam KBRI Tunis akan segera mengevakuasi lima orang WNI lainnya yang tinggal di salah satu daerah yang relatif rawan di ibu kota Tunis.

Pergolakan yang menyebabkan Presiden Ben Ali meninggalkan Tunisia, kekuasaan diambil alih oleh Perdana Menteri Mohamed Ghannouchi yang pada saat mengumumkan hal tersebut didampingi oleh Ketua Parlemen dan Ketua Dewan Penasehat.

Banyak saksi mata menyatakan kerusuhan di sini disebabkan oleh orang-orang yang sengaja dikirim oleh polisi. Masyarakat mengadakan ronda menjaga kampung dan kompleks perumahan. Militer menyediakan hotline untuk pengaduan jika masyarakat melihat para perusuh.

Di berbagai tempat militer berpatroli termasuk dengan helikopter dan di beberapa tempat mereka harus turun dari helikopter untuk intevensi karena ada pengaduan.

Menurut Sugiri Suparwan, pemerintah Tunisia mengumumkan negara dalam keadaan darurat nasional dan memberlakukan jam malam dari pukul 17.00 hingga pukul 07.00 pagi.

Pemerintah melarang berkelompok lebih dari tiga orang di tempat-tempat umum dan di jalan-jalan, dan penggunaan senjata oleh yang berwajib diperbolehkan jika orang yang keluar pada waktu jam malam dianggap mencurigakan, tidak merespon panggilan petugas untuk berhenti atau melarikan diri.

Seluruh WNI di Tunisia senantiasa dimonitor keberadaan dan keselamatannya oleh KBRI Tunis secara intensif melalui semua fasilitas yang mungkin. Hingga berita ini diturunkan, KBRI Tunis telah menetapkan status Siaga I bagi Staf dan WNI yang tinggal di Tunisia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement