REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI--Para pekerja China tengah membangun tenda bagi pengikut Syiah di Irak selatan yang setiap tahunnya melakukan ziarah ke makam Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad SAW. Selama ini, para peziaran Imam Hussein tidak mendapatkan fasilitas yang memadai padahal mereka harus berjalan kaki ratusan kilometer sebagai bagian dari ritual.
Para peziarah yang berasal dari berbagai wilayah ini setidaknya harus berjalan kaki sejauh 155,2 kilometer dari kota Al-Nasseria di Karbala, lokasi imam Hussein dikuburkan. Jaraknya yang jauh membuat peziarah membutuhkan tenda-tenda sebagai lokasi beristirahat atau sekedar transit.
"Kami berencana untuk tinggal di sini (al-Nasseria) selama lima hari, lalu kami pindah ke Diwaniyah untuk tujuan yang sama. Terakhir, kami akan bekerja di Karbala," ungkap Li Oun, salah satu anggota staf perusahaan pendirian bangunan tenda.
Setibanya di Karbala, kata Li, pihaknya segera berkemas menuju Dubai. Namun, rencana itu sedikit berubah ketika dirinya melihat ritual Syiah. Ia memutuskan untuk melihat rangkaian upacara peringata tersebut. "Acara yang akan berlangsung di Karbala bukan milik umat Islam saja tetapi menjadi perhatian seluruh umat manusia," kata dia seperti dikutip Al Arabiya, Senin (17/1).'
Sudah menjadi tradisi pengikut Syiah untuk berziarah makam Imam Husein setiap 40 hari setelah kelahiran Imam. Oleh pengikut Syiah, Imam Hussein merupakan Imam Syiah yang disucikan. Cucu Rasulullah Muhammad saw itu dihormati atas perjuangannya menentang Yazid I, Khalifah Ummayad yang dinilai dhzalim menjalankan pemerintahan.
Konsekuensi terbesar dari perjuangan itu adalah nyawanya. Imam Hussein dibunuh dan dipenggal kepalanya dalam Pertempuran di Karbala pada tahun 680 SM.