REPUBLIKA.CO.ID, HONGKONG--Sebanyak lebih dari seperempat sumber air minum di delta Sungai Merah yang berpenduduk padat di Vietnam mengandung tingkat arsenik yang tidak aman, ungkap sejumlah peneliti pada Selasa (18/1). Kelebihan kandungan arsenik tersebut dapat menyebabkan kanker, masalah neurologi dan tekanan darah tinggi, tambah para peneliti.
Dalam sebuah laporan yang disiarkan dalam jurnal Kelanjutan Akademi Ilmu Pengetahuan Alam Nasional, bahwa mereka juga mengatakan sebesar 44 persen sumber air di delta itu mengandung tingkat mangaan yang melebihi batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). "Sekitar 7 juta orang memiliki risiko keracunan arsenik parah. Hal ini amat mencemaskan karena air tanah merupakan sumber utama air minum di sepanjang delta," kata penulis utama, Michael Berg dalam surat elektronik kepada Reuters.
Kontaminasi arsenik dalam air tanah terjadi di banyak negara seperti Argentina, Australia, Bangladesh, Cile, China, Hungaria, India, Peru, Thailand dan Amerika Serikat. Sedangkan zat mangaan dapat menghambat tumbuh kembang anak kecil.
Delta sungai yang ditinggali oleh 16,6 juta penduduk melewati sebanyak delapan provinsi dan dua kota pemerintahan yaitu ibu kota Hanoi dan pelabuhan Hai Phong. Sebanyak 11 juta warga tidak memiliki akses kepada cadangan air umum dan bergantung kepada sumber lain seperti sumur bor. Sejumlah ahli telah lama mengetahui bahwa air tanah di sejumlah kawasan Asia Tenggara mengandung tingkat arsenik yang tidak aman akibat pengaruh kimia alami, namun lokasi mereka tidak pernah diketahui dengan jelas.
Seorang ilmuwan senior dari Institut Ilmu Pengetahuan Air dan Teknologi Federal Swiss , Berg dan rekannya mengumpulkan contoh dari 512 sumur pribadi di sepanjang delta dan memeriksa kandungan arsenik, mangaan serta racun lain seperti selenium dan barium. "65 persen sumber air tanah di delta Sungai Merah mengandung senyawa racun alami pada tingkat yang melebihi patokan keamanan WHO," kata Berg dalam laporannya.
"Unsur yang paling mengancam kesehatan adalah arsenik dimana sebesar 27 persen sumber air berada diatas patokan WHO dan mangaan sebesar 44 persen," tambah Berg. Berg dan rekannya percaya bahwa kontaminasi yang luas diakibatkan oleh pengambilan air tanah dalam jangka waktu yang lama di kawasan delta.
"Kegiatan itu telah membuat arsenik terhisap ke bawah dan mencemari cadangan air kota tersebut," kata mereka dalam laporannya dengan menyarankan sejumlah rumah tangga untuk menggunakan penyaring pasir dan cara penjernihan air lainnya.
Menurut WHO, air yang mengandung lebih dari sepuluh mikrogram arsenik per liter tidak aman untuk dikonsumsi dan keracunan yang parah akan berpengaruh pada kulit, rambut, serta kuku sehingga membuat pigmentasi kulit, tekanan darah tinggi dan kegagalan neurologi atau stroke. Selain itu, hal tersebut juga dapat menyebabkan kanker pada kulit, paru-paru, kandung kemih ataupun ginjal.