REPUBLIKA.CO.ID,TUNIS - Maraknya aksi kerusuhan yang terjadi di kota Tunis, ibu kota Tunisia dan beberapa kota lainnya telah membuat banyak warga asing terancam keamanannya. Tak terkecuali bagi sekitar 120 warga negara Indonesia (WNI).
‘’Kami telah mengamankan mereka (WNI) di KBRI atau wisma negara. Kondisi mereka semuanya baik,’’ kata Sugiri Suparwan, staf konsuler KBRI di Tunisia kepada Republika Rabu (19/1).
Ia mengatakan pihaknya juga menjemput dua WNI yang bekerja di istana kepresidenan. Mereka kesulitan untuk keluar dari istana karena kondisi keamanan yang rawan. ‘’Mereka sudah ada di wisma duta besar,’’ tambahnya. Namun, Suparwan tidak menyebutkan identitas kedua warga Indonesia yang terpaksa dijemput staf KBRI tersebut.
Juru bicara Departemen Luar Negeri, Kusuma Habir menyebutkan 36 warga Indonesia ditampung di wisma KBRI, 22 orang di KBRI, 17 orang di rumah staf KBRI, dan 43 lainnya di rumah masing-masing. Seorang warga Indonesia lainnya dilarikan ke rumah sakit karena kondisi kesehatannya terganggung. ‘’Tapi dia sakit bukan karena korban kerusuhan,’’ katanya.
Kusuma tidak menampik kemungkinan jumlah warga Indonesia yang berada di Tunisia lebih besar dari perkiraan karena belakangan terdapat 10 WNI yang melaporkan ke KBRI setelah terjadi kerusuhan.
WNI di Tunisia mereka memiliki beragam latar belakang pekerjaan. Mulai dari karyawan hotel, mahasiswa, hingga pembantu rumah tangga. Tidak sedikit dari mereka yang menikah dengan warga setempat dan tinggal di negara berpenduduk sekitar 10 juta jiwa itu. Jumlah warga Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di negara itu mencapai 32 orang.