REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH- Pemerintah Arab Saudi mengumumkan Rabu, bahwa, mereka tidak akan mengizinkan Presiden Tunisia yang terguling, Zine el-Abidine Ben Ali untuk terlibat dalam kegiatan politik apa pun dari Kerajaan tersebut.
"Langkah meminta perlindungan ini tak bisa digunakan untuk melakukan kegiatan politik Tunisia dalam bentuk apa pun," ujar Menteri Luar Negeri, Pangeran Saud Al-Faisal dalam wawancara dengan televisi Lokal. "Ketentuan itu mutlak dan pemerintah tidak mengizinkan."
Pangeran Saud menegaskan kembali dukungan total Arab Saudi untuk rakyat Tunisia. "Kami mengharapkan rakyat Tunisia mencapai tujuan mereka," ujarny.
Ia juga menginginkan perdamaian dan kestabilan dapat terwujud kembali dan rakyat meraih kemajuan nyata dalam kesejahteraan dan kebebasan. "Menteri luar negeri Tunisia telah memaparkan situasi terkini di negara itu. Kita akan berdiri bersama rakyat Tunisia untuk membantu memenuhi tuntutan dan kebutuhan mereka," ujar Pangeran Saud lagi.
Pangeran memaparkan pula alasan Arab Saudi setuju menerima Ben Ali karen sejalan dengan tradisi tua kerajaan. "Ini bukan pertama kali kerajaan membantu seseorang yang mencari perlindungan. Saya tidak percaya ini akan merenggangkan hubungan dengan rakyat Tunisia dan mempengaruhi upaya mereka di urusan dalam negeri," ujarnya.
Arab Saudi pernah pula memberi suaka politik terhadap mantan PM Pakistan, Nawaz Sharif yang digulingkan oleh Pervez Musharraf, sebelum akhirnya kembali ke negaranya pada 2007. Selama tinggal di kerajaan Teluk itu, Sharif pun tak terlibat dalam kegiatan politik apa pun.