Selasa 25 Jan 2011 18:04 WIB

Mesir Minta Museum Jerman Kembalikan Patung Nefertiti

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Dewan tertinggi yang mengurusi barang antik di Mesir meminta Museum Neues di Berlin mengembalikan patung ratu Nefertiti --terkenal akan kecantikannya yang terbuat dari batu kapur. Harta itu dimiliki oleh museum di Jerman sejak ditemukan pada 1912 oleh arkeolog Jerman.

Keistimewaan patung tersebut memberi penekanan kepada pemahanan Mesir kuno mengenai proporsi wajah yang realistis dan faktanya, patung itu membuat Nefertiti terkenal ke seluruh dunia.

Patung tersebut juga makin menegaskan kemasyhuran akan kecantikan Nefertiti dan menjadi salah satu tokoh paling terkenal di Mesir.

Nefertiti, hidup pada masa 1370-1330 SM adalah ratu dan istri Firaun Amenhotep IV dan ibu mertua Firaun Tutankhamun dan diketahui memiliki enam putri. Permintaan itu bukan yang pertama bagi Mesir yang menginginkan pengembalian harta tak ternilai tersebut. Usaha sebelumnya dilakukan pada 1946-1947.

Permintaan baru ini menunjukkan waktu empat tahun untuk persiapan hukum dan kerja sama dengan "arkeolog Mesir" kata SCA. Permintaan tersebut dikirimkan oleh kepala SCA, arkeolog terkenal Mesir Zahi Hawass dan didukung oleh Perdana Menteri Ahmed Nazif dan menteri kebudayaan Farouk Hosny.

Permintaan itu ditujukan kepadan presiden Yayasan Warisan Budaya Prusia Hermann Parzinger di Berlin yang mengepalai semua museum milik pemerintah Jerman. Pejabat tinggi lainnya juga ikut diinformasikan mengenai permintaan tersebut.

Arkeolog Ludwig Borchardt dan timnya menemukan harta tersebut saat menggali patung Amenhotep IV di kompleks Thutmose. Catatan pada saat itu mengatakan bahwa arkeolog langsung mengenali kualitas yang unik dan nilai sejarah dari patung tersebut.

Mesir mengusahakan pengembalian artefak purbakala dan bersejarah yang diambil secara ilegal dari negara itu, khusus untuk patung tersebut lebih dari benda lainnya. Patung Nefertiti adalah benda utama dalam daftar lima benda yang dicari Mesir agar dapat kembali.

Hawass dan pemerintah Mesir mendasarkan permintaan mereka pada pasal 13(b) Konvensi badan PBB UNESCO 1970 yang ditujukan untuk mencegah impor ilegal, ekspor dan transfer kepemilikikan benda budaya. Dewan juga mengungkapkan 'rasa terima kasih' atas usaha dan pemeliharaan yang dilakukan serta pameran patung dan mengucapkan keyakinan mereka bahwa "pemerintah Jerman akan membantu memfasilitasi pengembalian tersebut."

sumber : antara/AKI
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement