Rabu 26 Jan 2011 11:39 WIB

Gerilyawan Muslim Bantah Terlibat Ledakan Bis di Manila

Muslim Filipina
Muslim Filipina

REPUBLIKA.CO.ID, COTABATO CITY, FILIPINA - Kelompok gerilyawan Muslim terbesar Filipina pada Rabu membantah terlibat dalam ledakan di dalam bis penumpang di ibu kota Filipina Manila yang menewaskan lima orang dan 13 terluka. "Pertama, kami mengecam serangan tersebut, hal itu merupakan tindakan tercela namun kami tidak terlibat dalam peristiwa itu dan kami tidak tertarik mengenai hal tersebut," kata ketua perunding kelompok Moro Islamic Liberation Front (MILF), Mohagher Iqbal kepada radio setempat.

Bus penumpang dari perusahaan Newman Goldliner dengan nomor polisi TXJ-710 meledak sekitar pukul 13.50 waktu setempat (pukul 14.50 WIB) pada Selasa di Makati City, Manila --pusat keuangan negara itu. Menurut laporan terakhir polisi, jumlah orang yang tewas meningkat menjadi lima orang dan 13 lainnya terluka.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Nasional Daerah Ibu Kota Nicanor Bartolome mengatakan bahwa dari ciri-ciri bom, terdiri dari granat mortir 81 mm yang dilekatkan dengan telepon selular sebagai detonator, serupa dengan serangan bom sebelumnya di kawasan selatan Filipina, Mindanau, tempat basis berbagai kelompok gerilyawan.

"Bila komponen bom merupakan granat mortir 81 mm, berarti itu adalah ciri-ciri dari militer Filipina karena benda tersebut berasal dari mereka, bukan kami," kata Iqbal.

Segera setelah ledakan bis, polisi dan militer memperketat keadaan di pusat kota Manila, terutama di tempat publik seperti terminal bis dan bandara. Pada Oktober tahun lalu setidaknya 11 orang tewas karena ledakan bom di dalam bis penumpang di provinsi Cotabato Utara, bagian selatan negara yang sering bergejolak.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement